Human Socialities: Socialization, Social Interaction, and Social Mobility

0 comments
1. Socialization
Picture 1. Quotes
1.1. The Role of Socialization
Interaksi hereditas dan lingkungan membentuk perkembangan manusia. Ada penelitian yang ingin melihat pengaruh hereditas menurut tes intelegensi terhadap anak kembar yang identik:
Ketika anak kembar tumbuh dan berkembang secara terpisah, tetapi masih di dalam pengaturan social yang sama, maka skor yang diperoleh akan sama. Sedangkan, ketika anak kembar dibesarkan secara terpisah dengan lingkungan social yang sangat berbeda, maka skor yang dihasilkan sangat berbeda.

1.2. The self and Socialization

Pendekatan Sosiologis terhadap diri sendiri
• Self: sebuah identitas yang berbeda yang membedakan satu individu dengan yang lainnya

• Cooley: Looking-Glass Self, sebuah istilah yang mengandung arti bahwa kita mengenal diri kita sendiri melalui interaksi dengan orang lain. Pandangan kita tentang diri sendiri berasal dari kontemplasi kualitas pribadi dan kesan kita atas bagaimana orang lain memandang kita.

• Mead: Stages of the Self
- Play stage: perkembangan kemampuan anak dalam berkomunikasi melalui hal-hal simbolik
- Game stage: anak yang berumur 8-9 tahun mempertimbangkan beberapa tugas yang sebenarnya dan hubungan simultan
- Preparatory stage: anak mengimitasi (menirukan) orang-orang di sekitarnya

Pendekatan Psikologis terhadap diri sendiri
• Mead: Stages of the Self
Dimana diri individu dimulai sebagai suatu hal yang istimewa dan mempunyai central position di dalam dunia seseorang. Semakin dewasa seseorang, maka kepribadian akan berubah dan mulai mencerminkan perhatian yang lebih besar terhadap orang lain.
- Simbol: gesture, objek, dan bahasa yang membentuk dasar komunikasi manusia
- Pengambilan peran: prosesmental dengan asumsi perspektif lain
- Generalized others: sikap, pandangan, dan harapan dari lingkungan social yang diperhitungkan anak secara keseluruhan
- Significant others : individu paling penting dalam pengembangan diri

• Goffman: Presentation of the Self
- Impression Management : individu belajar untuk mencondongkan presentasi atau penampilan diri untuk menciptakan penampilan yang khas dan unik demi memuaskan penonton.
- Face work : mempertahankan citra diri yang sesuai untuk melanjutkan interaksi sosial

• Freud
Menurut Freud, self adalah sebuah produk social, namun naluri impulsive yang salami konstan dengan kendala social. Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh orang lain, terutama dari orang tuanya.

• Piaget
Piaget menekankan tahap-tahap perkembangan manusia dan dibagi menjadi 4 tahap perkembangan kognitif anak. Kunci dari perkembangan seseorang (anak) adalah dari interaksi sosialnya.

1.3. Socialization and the Life Course
Pendekatan Life-course melihat lebih dekat kepada factor-faktor social yang mempengaruhi kehidupan individu. Kita akan menghadapi tantangan sosialisasi yang paling sulit pada masa-masa tua.

  • Rites of Passage: mendramatisir dan memvalidasi perubahan status seseorang
  • Anticipatory Socialization: proses sosialisasi dimana seseorang melatih pekerjaannya di masa depan dan hubungan sosialnya.
  • Resocialization: proses menyingkirkan pola perilaku yang lama dan menerima pola yang baru sebagai transisi kehidupan. 
  • Total Institution: institusi – penjara, militer, rumah sakit jiwa, atau biara yang mengatur semua aspek kehidupan dibawah otoritas
  • Degradation Ceremony: sebuah ritual dimana individu menjadi sekunder dan tidak terlihat menguasai dalam lingkungan sosialnya


1.4. Agents of Socialization
Picture 2. Agents of Socialization
  • Family: Peran keluarga adalah peran terpenting dalam mensosialisasikan anak ke lingkungannya. Gender Role: harapan tentang perilaku, sikap, serta kegiatan yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
  • School: mengajarkan anak tentang nilai dan kebiasaan masyarakat luas. Secara tradisional, mensosialisasikan anak ke peran gender yang konvensional
  • Peer Group: semakin anak-anak bertambah dewasa, teman sebaya akan menjadi sesuatu yang sangat berperan.
  • Media massa dan teknologi: teknologi mensosialisasi keluarga kepada multitasking sebagai norma sosial
  • Workplace: Belajar untuk berperilaku yang tepat dalam pekerjaan adalah aspek fundamental sosialisasi suatu individu, Di tempat kerja, ada 4 tahap dalam bersosialisasi yaitu karir pilihan, sosialisasi antisipatif, conditioning, dan komitmen yang berkelanjutan.
  • Religion and State: Pemerintah dan organisasi keagamaan memberikan dampak dalam kehidupan manusia dalam memunculkan aturan. 


1.5. Social Policy and Socialization
Menurut wawasan sosiologis, kualitas pelayanan anak diluar rumah mencerminkan tingkat mikro analisis yang disukai oleh para interaksionis. Fungsionalis pelayanan anak dari perspektif analisis tingkat makro keluarga sebagai lembaga sosial. Biaya perawatan merupakan beban bagi keluarga kelas bawah. Pandangan feminis menimbulkan pertanyaan tentang status yang rendah dan upah pekerjaan perawat anak. Kebijakan mengenai perawatan anak diluar rumah bervariasi diseluruh dunia. Harus diputuskan bahwa perawatan anak yang diinginkan harus menentukan sejauh mana wajib pajak yang harus mensubsidi program tersebut.

2.Social Interaction
Interaksi social merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan berdasarkan norma dan nilai social yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Tanggapan kita terhadap perilaku seseorang didasarkan pada terkaitnya kita dengan tindakan mereka.

2.1. Elements of Social Structure

  • Status: mengacu pada salah satu posisi yang didefinisikan secara social dalam kelompok besar atau masyarakat.
  • Social Roles: sekelompok harapan bagi orang-orang yang menempati status yang diberikan.
  • Groups: sejumlah orang dengan norma-norma, nilai, dan harapan yang sama, serta mampu berinteraksi satu sama lain secara teratur.
  • Social Network: serangkaian hubungan social yang menghubungkan orang secara langsung dengan orang lain, dan secara tidak langsung menghubungkannya dengan orang yang lebih banyak lagi.
  • Social institutions: pola kepercayaan dan perilaku yang terorganisir dan berpusat kepada kebutuhan dasar social.
Picture 3. Social interaction
2.2. Social Structure in Global Perspective

• Durkheim
- Mechanical Solidarity: mengacu pada kesadaran kolektif yang menekankan solidaritas kelompok, menyiratkan bahwa semua individu melakukan tugas yang sama.
- Organic Solidarity: mengacu pada kesadaran kolektif yang bergantung pada kebutuhan yang dibutuhkan oleh anggota masyarakat. 

• Tönnie
- Gemeinschaft: komunitas kecil dimana anggotanya memiliki latar belakang dan pengalaman hidup yang sama
- Gesellschact: komunitas besar dimana anggotanya tidak mengenal satu sama lain dan tidak memiliki kesamaan dengan anggota lainnya.

• Lenski
memandang bahwa perubahan dalam masyarakat terjadi sesuai dengan pola evolusi sosiokultural. Pada zaman masyarakat pre-industri, ditrmukan Hunting-and-gathering society, dimana masyarakatnya bergantung kepada makanan dan serat apa saja yang tersedia. Sendangkan para masyarakat industry, tergantung kepada mekanisi yang memproduksi barang dan jasa mereka, 
Dalam masyarakat pasca-industri, system ekonomi bergerak terutama dalam pengolahan dan pengendalian formasi. Sedangkan dalam masyarakat pasca modern masyarakatnya bergantung pada teknologi yang canggih.

3. Social Mobility

3.1. Understanding Stratification
Systems of Stratification

  • Ascribed Status: posisi sosial yang ditugaskan ke orang tanpa memperhatikan karakteristik unik orang tersebut atau bakat.
  • Achieved Status: posisi sosial dicapai oleh orang terutama melalui upaya sendiri.
  • Slavery: bentuk paling ekstrim dari ketimpangan sosial yang dilegalisir.
  • Castes: sistem turun-temurun dari peringkat, biasanya agama didikte, yang cenderung tetap dan bergerak.
  • Estate System: berhubungan dengan masyarakat feodal pada Abad Pertengahan.

Social Classes
Class System: ranking social yang didasarkan pada posisi ekonomi yang dicapai dengan karakteristik yang mempengaruhi mobilitas social.
Rossides (1997) membedakan 5 kelas untuk menjelaskan system kelas di America:

  • Upper-class
  • Upper-middle class
  • Lower-middle class
  • Working class
  • Lower class

Perspectives on Stratification
Karl Marx mempunyai pandangan terhadap perbedaan system kelas. Dimana hubungan social tergantung pada siapa yang mengontrol primary mode of production.

  • Kapitalisme: system ekonomi dimana alat-alat produksi yang diadakan sebagian besar di tangan swasta dan intensif utama untuk kegiatan ekonomi untuk kegiatan ekonomi bersama.
  • Class consciousness: kesadaran subjektif dari kepentingan umum dan kebutuhan untuk aksi politik kolektif
  • False consciousness: sikap yang paling dipegang oleh anggota kelas yang secaraa kuat mencerminkan posisi tujuan mereka.

Pandangan Max Webber terhadap stratifikasi adalah tidak adanya karakteristik tunggal yang benar-benar mendefinisikan posisi seseorang dengan system stratifikasi.

  • Group status: orang yang memiliki prestige atau gaya hidup yang sama
  • Class: sekelompok orang yang memiliki level kekayaan dan pendapatan yang sama
  • Power: kemampuan untuk melakukan kehendak seseorang atas orang lain.


3.2. Stratification by Social Class
Mengukur kelas social dengan metode yang objektif dengan melihat kelas dengan kategori statistic yang didasarkan pada kedudukan, pendidikan, tempat tinggal, serta penghasilan.

  • Prestige: rasa hormat dan kagum pada kedudukan yang berlaku dalam masyarakat
  • Esteem: reputasi spesifik seseorang diperoleh dari sebuah pekerjaan.

Pendapatan mengacu pada aliran uang dari waktu ke waktu dalam bentuk tingkatan (per jam, per minggu atau per tahun. Pendapatan adalah apa yang orang terima melalui kerja, pensiun, atau kesejahteraan sosial sedangkan kekayaan adalah apa yang dimiliki oleh setiap orang. Maka dari itu, keduanya saling terkait, ketimpangan pendapatan saja tidak cukup untuk memahami kesenjangan ekonomi karena dua alasan:

  • Tidak secara akurat mencerimkan posisi ekonomi setiap individu.
  • Penghasilan tidak menggambarkan beratnya ketimpangan keuangan di Amerika Serikat.

Proverty

  • Absolute Poverty: tingkat minimum subsistensi bahwa tidak ada keluarga yang harus hidup di bawah.
  • Relative Poverty: standard mengambang karena masyarakat bawah yang dinilai sebagai yang dirugikan dibandingkan dengan bangsa secara keseluruhan.

Orang yang miskin bukan berasal dari kelas sosial statis. Menurut Gans, kemiskinan dan miskin memenuhi fungsi positif bagi banyak kelompok non miskin.

3.3. Social Mobility
mobilitas social adalah gerakan individu atau kelompok dari suatu posisi dalam system stratifikasi masyarakat yang lain.

  • Open system: posisi setiap individu dipengaruhi oleh posisi yang dicapai seseorang
  • Closed system: memungkinkan sedikit atau tidak adanya kemungkinan bergerak naik 

Tipe mobilitas social

  • Mobilitas horixontal: gerakan dalam kisaran yang sama (prestige)
  • Mobilitas vertical: perpindaham dari satu posisi ke posisi lain dari penampilan yang berbeda
  • Mobilitas intragenerasional: perubahan posisi social dalam kehidupan dewasa seseorang.

Mobilitas social di America melibatkan mobilitas kerja yang berdampak pada pendidikan, ras, etnis, dan gender.

3.4. Social Policy and Stratification
Berikut adalah beberapa kebijakan dari pemerintahan Amerika untuk mengatasi pendapatan dan membantu rumah tangga miskin:

  • Pajak penghasilan progresif: orang dengan pendapatan lebih tinggi pada tingkat yang lebih tinggi. 
  • Program bantuan publik: asuransi pengangguran, program kesejahteraan federal dan medicare tetapi jaminan sosial tidak termasuk.
  • Program pembangunan ekonomi: program federal yang membantu keuangan minoritas dan pengusaha-pengusaha wanita atau bisnis kecil. Mereka membantu memperbaiki ketidakseimbangan yang diciptakan oleh diskriminasi pekerjaan di masa lalu.
  • Mengelola perekonomian: pemerintah federal menerapkan kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan lapangan kerja penuh serta inflasi yang rendah.




References:
bahan disarikan dari pertemuan ke-7, diunduh di www.binusmaya.ac.id pada hari Jumat, 24 April 2015
Wealth and Poverty; What's the Government's Role? http://www.infoplease.com/cig/economics/government-role.html  diakses tanggal 24 April 2015

Human Organizations: Groups, Families, Communities, Cities, and States

4 comments
1.     Groups
Groups merupakan sejumlah orang yang mempunyai norma, nilai, dan harapan yang sama, serta berinteraksi secara teratur.

Gambar 1. Groups

1.1.    Types of Groups
·         Primary group: kelompok kecil yang bersifat intim, bekerja sama secara langsung
·         Secondary group: kelompok yang bersifat formal, kurang adanya sikap saling mengerti
·         In-groups: kelompok yang anggotanya merasa bahwa mereka termasuk dalam kelompok tersebut
·         Out-groups: kelompok yang anggotanya merasa bahwa mereka tidak termasuk di dalam kelompok tersebut
·         Reference groups: ada seorang individu yang menggunakan suatu kelompok sebagai standard/acuan untuk mengevaluasi perilaku mereka sendiri

1.2.    Small Group
Small group adalah suatu kelompok kecil yang menginginkan anggotanya untuk berinteraksi secara bersamaan. Small groups beranggotakan 2-3 orang. Semakin kecil kelompok, maka semakin besar pula kesempatan berinteraksinya.
Groupthink: tekanan kolektif untuk menyesuaikan dengan pemikiran yang dominan.

1.3.    Formal Organizations & Bureaucracies
Formal organization adalah sebuah kelompok yang dirancang dengan tujuan khusus dan terstruktur untuk efisiensi yang maksimum. Kelompok ini berkeksperimen dengan cara-cara baru untuk menyelesaikan pekerjaan. Cara-cara tersebut antara lain:
·         pengambilan keputusan yang kolektif
·         minimum hierarchy
·         project team dan task forces
·         peningkatan ketergantungan pada penyedia external
Bureaucracies (Birokrasi) adalah organisasi formal yang menggunakan aturan dan hirarki peringkat untuk mencapai sebuah efisiensi. Menurut Weber, tipe ideal birokrasi adalah membangun atau mengevaluasi kasus-kasus tertentu. Ciri-ciri birokrasi adalah:
·         Division of labor: setiap orang punya keahlian dan mereka dibagi sesuai dengan keahlian tersebut
·         Hierarchy of Authority: setiap posisi dibawah pengawasan otoritas yang lebih tinggi
·         Written Rules and Regulations: menjamin kinerja yang sama dari setiap tugas, menjanjikan kontinuitas.
·         Impersonality: norma-norma birokrasi mendikte bahwa pejabat melakukan tugas tanpa pertimbangan pribadi kepada orang lain sebagai individu
·         Employment based on technical qualifications: menurut prinsip Peter, setiap karyawan dalam hirarki cenderung bertambah level ketidakmampuannya. Birokrais meresapo kehidupan modern.
·         Bureaucratization as Process: kelompok menjadi semakin birokratis. Dapat berlangsung dalam pengaturan kelompok kecil
·         Iron Law of Oligarchy: organisasi demokratis dapat berkembang menjadi birokrasi yang diperintah oleh beberapa orang saja.

1.4.    Birokrasi & Kebudayaan Organisasi
Classical Theory juga dikenal sebagai pendekatan management ilmiah, dimana kebanyakan pekerja termotivasi dengan economic rewards.
Human Relations Approach: menekankan pada peran masing-masing individu, komunikasi dan partisipasi dalam birokrasi.

1.5.    The Postmodern
Telecommuters: karyawan yang lebih memilih bekerja di rumah daripada di kantor baik itu full-time ataupun part-time.

1.6.    Electronic Communication
Bahwa di zaman sekarang ini, individu lebih menggunakan email untuk berkomunikasi. Dimana komunikasi elektronik ini berkontribusi secara signifikan terhadap fragmentasi pekerjaan.


2.       Families
Gambar 2. Families

Keluarga adalah sekumpulan orang yang mempunyai ikatan darah, pernikahan, ataupun hubungan yang telah disepakati atau adopsi yang saling membagi tanggung jawab untuk mereproduksi dan memperhatikan sesamanya.
2.1.    Fungsi Keluarga
·         perlindungan
·         bersosialisasi
·         reproduksi
·         pemberian status social

2.2.    Perspektif Sosiologis terhadap Keluarga
·         Conflict View
·         Interactionist view
·         Functionalist view
·         Feminist view

2.3.    Pola Asuh
·         Parenthood & Grandparenthood
·         Adopsi
·         Dual Income Families
·         Single Parent Families
·         Stepfamilies

2.4.    Faktor Perceraian
·         Hukum perceraian lebih liberal
·         Anak-anak semakin sedikit
·         Pendapatan keluarga yang lebih besar

2.5.    Keanekaragaman Gaya Hidup
·         Kohabitasi
·         menetap single
·         pernikahan tanpa anak
·         hubungan lesbian dan gay


3.       Communities
Terbentuknya komunitas awalnya bergantung pada lingkungan fisik untuk pemasukan makanan. Masyarakat hortikultura menyebabkan perubahan dramatis dalam organisasi social manusia, dimana mereka tidak perlu lagi bergerak untuk mencari makanan. Masyarakat yang stabil dapat membantu mendirikan surplus pangan.

Gambar 3. Communities

3.1.    Jenis komunitas
·         Pusat Kota
·         ABCD: Asset-Based Community Development
·         Pinggiran Kota
·         Komunitas Perdesaan


4.       First Cities and States
4.1.    Atribut Negara
sebuah Negara adalah sekumpulan masyarakat dengan pemerintahan pusat yang formal dan membagi masyarakat ke beberapa kelas. Sebuah Negara mengontrol wilayah tertentu. Negara awal berekonomi pertanian produktif yang biasanya melibatkan beberapa control air atau irigrasi.

4.2.    Jericho
terletak di Israel modern dan para Natufians menetap disana. Kota ini dihancurkan dan dibangun kembali dengan rumah kotak dengan lantai plester dan penguburan di bawah lantai. Tembikar pertama kali muncul di Jericho sekitar 8000 B.P.

4.3.    Catal Huyuk
Terletak di bagian tengah turki modern. Merupakan permukiman terbesar dari Neolitik. Mereka tinggal di alun-alun yang memiliki wilayah terpisah untuk kegiatan sekuler dan ritual. Ruangan ritual dihiasi dengan gambar sapid an penguburan ditempatkan dibawah lantai rumah.

4.4.    The Elite Level
Tembikar Halafian: digunakan sebagai bukti untuk salah satu chiefdom pertama di bagian utara di Timur Tengah
Tembikar Ubaid: pertama ditemukan dan diidentifikasi di lokasi Tell el-Ubaid yang terletak di bagian selatan irak modern. Dikaitkan dengan chiefdom canggih dan mungkin Negara pertama di Mesopotamia selatan.

4.5.    Egalitarian Society
Biasanya ditemukan di antara oemburu dan suku. MAsyarakat ini tidak memiliki perbedaan status kecuali yang didasarkan pada usia, jenis kelamin, dan kualitas individu seperti bakat dan prestasinya.


References:
Human Organizations powerpoint Binus Maya
www.binusmaya.binus.ac.id (diakses pada Senin, 13 April 2015)

Human Philosophical Reflections 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom

5 comments
1.     Knowledge
gambar 1. Knowledge
Tidak mudah mendefinikan apa itu pengetahuan. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang bisa dilihat kasat mata ataupun diraih oleh tangan manusia. Seperti yang ada di sumber yang saya ambil, terdapat 7 macam pengetahuan, yaitu:

1.1 Pengetahuan indrawi lahir
pengetahuan yang didapat manusia secara langsung, baik itu dilihat, didengar, dicium, dirasakan, maupun diraba.

1.2. Pengetahuan indrawi batin
Pengetahuan yang didapatkan dengan ingatan dan khayalan.

1.3. Pengetahuan Perspektif
Pengetahuan yang muncul secara spontan dan didapatkan melalui gerakan, sikap, dan tindakan.

1.4. Pengetahuan Refleksif
Pengetahuan yang diungkapkan melalui ide, konsep, definisi, lambing, maupun karya seni.

1.5. Pengetahuan Diskursif
Pengetahuan yang dilihat dari sebab-akibat, akibat-sebab, prinsip-konsekuensi, konsekuensi-prinsip, dan sebagainya.

1.6. Pengetahuan Intuitif
pengetahuan yang memahami secara langsung benda atau situasu dalam salah satu aspeknya, keseluruhan dalam satu bagian, sebab dalam akibat, konsekuendi dalam prinsip, dan sebagainya.

1.7. Pengetahuan Induktif
pengetahuan yang melihat secara keseluruhannya dulu baru kesimpulannya.


2.     Intelligence
     
Gambar 2. Intelligence
Intelegensi berasal dari bahasa latin yaitu intellegere yang terdiri dari 2 kata yaitu intus dan legere. Intus berarti dalam pikiran atau akal, sedangkan legere berarti membaca atau menangkap. Dari dua kata itu memunculkan arti dari kata intelegensi yaitu membaca dalam pikiran atau akal segala hal dan menangkap artinya secara mendalam. Menurut Thorndike intelegensi merupakan suatu kekuatan respon individu yang dianggap baik dari sudut pandang yang benar dan nyata. Sedangkan menurut Binet, intelegensi mengacu pada pentingnya penalaran, imajinasi, dan judgement sebagai proses yang terkait dengan perilaku cerdas.
Bentuk kegiatan intelektif manusia berasal dari tahap-tahap yang paling sederhana sampai dengan tahap yang paling kompleks. kegiatan intelektif yang paling rendah atau yang paling sederhana adalah persepsi atau penglihatan yang umumnya digerakkan secara tidak sadar.

3.     Affection
Manusia disebut sebagai trias-dinamika yang meliputi Cipta (kognisi), Karsa (konasi), dan rasa (afeksi). Afektivitas berperan untuk menggerakkan hati manusia, keinginannya, dan ketertarikannya untuk mengamati, mempelajarim dan mengembangkan hal-hal actual di sekitarnya.
Gambar 3. Affection
Afektivitas berbeda dengan pengetahuan tetapi merupakan penyebab dan akibat dari proses pengetahuan manusia dalam penerapannya melalui perbuatan atau tindakan. Kelompok positivism memandang afektivitas bersifat nonkognitif karena kendala indrawi yang tidak dapat memberikan penegasan epistemologis yang sesuai dengannya. Ada kemungkinan bahwa pengetahuam tertentu mungkin bisa tercapai dengan perasaan. Pengetahuan eksistensial mempunyai sifat sebagai kepastian bebas dan kepercayaan bahwa kebebasan manusia tidak pernah hilang dari penegasan intelektual mengenai adanya afektifitas dalam alam pengetahuannya.  Cinta (afektifitas positif) dan benci (afektifitas negative) dapat menjadi dasar penentuan tindakan kognitif. Pengalaman-pengalaman afektifitas tentunya menjadi syarat untuk menentukan dalam proses intelegensi manusia.

4.     Freedom
Gambar 4. Freedom
Realisasi diri secara sempurna, bisa didapatkan manusia jika ia mendapatkan kebebasan. Manusia adalah makhluk yang bebas, tapi ia juga harus memperjuangkan kebebasannya. Pada jaman penjajahan, kebebasan diartikan sebagai keadaan dimana mereka terlepas dari penindasan. Sedangkan, zaman sekarang, kebebasan tidak hanya sekedar terbebas dari penindasan, tapi lebih untuk mengaktualisasikan diri ditengah perkembangan zaman modern ini.
Manusia bisa disebut bebas jika ia sungguh-sungguh mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Kebebasan berkaitan erat dengan kemampuan internah definitive penentuan diri, pengendalian diri, pengaturan, dan pengarahan diri.
“Freedom is self-determination” ungkapan ini mengandung arti bahwa kebebasan itu merupakan suatu cirri khas perbuatan yang hanya terdapat dalam manusia, bukan pada hewan atau benda. Karena manusia memiliki kemampuan untuk mengungkapkan hasrat serta keinginannya. Manusia mempunyai kehendak yang bebas dan kemampuan memilih. Kebebasan sejati hanya terdapat di dalam diri manusia yang mempunyau akal budi. Kebebasan sebagai penentu diri mengandalkan peran akal budi dan kehendak bebas manusia.



References:

D., Ratna Sulistami., Mahdi, Erlinda Manaf. Universal intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Grasindo.

Human Philosophical Reflections 1: Greece and Rome Philosophy, Changing Concepts of the Body, and the Games

7 comments
1. Greece Philosophy

1.1. Greek Influence
Perkembangan Yunani kebanyakan dipengaruhi oleh kepercayaan dunia Barat tentang tubuh dan pendidikan jasmani, seperti pengaruh Yunani dan Fenisia.

Terdapat dua sistem metafisik di Yunani, yaitu:

  • Naturalistik: kodrat manusia adalah rohani dan jasmani. Penekanan pada pencapaian keseimbangan yang diinginkan, pendidikan jasmani dan intelektual. Pandangan ini jauh lebih dikenal umum.
  • Anti naturalistik: kodrat manusia diciptakan oleh pikiran. Pikiran dijunjung tinggi dari tubuh dan pendidikan jasmani tidak dibutuhkan. 

1.2. Philosophical Positions: The Body
Dualism: keberadaan manusia berdasarkan oleh dua keyakinan yaitu metafisik dan teologis. Socrates dan Plato memiliki implikasi yang besar dalam pendidikan jasmani. Pandangan ini memisahkan keberadaan manusia menjadi dua bagian yaitu pikiran dan tubuh. Sebagian besar dualism mementingkan pengembangan kemampuan intelektual dan fisik.

1.3. Plato: View of Physical Education
Mendukung pendidikan ideal sebagai keselarasan pikiran dan tubuh.

1.4. Classical Humanism
Menekankan pada keberadaan manusia dan kesejahteraannya. Plato sifatnya tidak humanis, dia lebih menekankan pikiran daripada tubuh. Antropomorphis menyatakan bahwa dewa-dewa Yunani dianggap oleh manusia sebagai sesuatu yang ideal.

1.5. Idealisme Yunani: Arete & Agon
Cita-cita atau idealisme yang dimiliki oleh setiap orang Yunani diantaranya berdasarkan:

  • Arete sifatnya sementara, hanya ketika individu sedang berjuang untuk mencapai sesuatu. Arete termasuk kebajikan, keterampilan, kecakapan, kebanggaan, keunggulan, keberanian dan bangsawan. 
  • Agon termasuk dalam kompetisi musik, puisi, berbicara di depan umum dan acara lainnya. Homer direferensikan sebagai tempat pertemuan dimana pertandingan atletik akan diadakan.

1.6. Greek Sport

1.6.1. Sejarah

  • Kelahiran Olympic Games (776 SM).
  • Permainan Pemakaman menghormati almarhum dan senang Dewata.
  • Iklim di Yunani memungkinkan untuk sepanjang tahun aktivitas fisik.


1.6.2. Historical Perspective

  • Romantic view: pendekatan yang meliputi kenaikan dan penurunan. Tahun kemenangan pada tahun kelima dan keenam.
  • Traditional view: olahraga berevolusi dari permainan dijelaskan oleh Homer.
  • Modern sport historians: banyak yang bentuknya non traditionalists.  Olahraga bertumbuh dari kontak dengan peradaban Yunani dan sekitarnya.

1.7. Athens and Sparta: A Tale of Two City-States
Athena dan Sparta merupakan bagian dari Yunani yang paling terkenal dan mempunyai kebudayaan yang sangat kontras. Athena berpusat pada kebudayaan dan pembelajaran. Athena dididik oleh keluarga mereka masing-masing. Kaum perempuan Athena tidak berpartisipasi seperti perempuan Sparta.

1.8. Ancient Olympic Games
Patung yang rumit dan bentuk-bentuk kesenian lainnya mulai dibangun. Yunani percaya bahwa kemengan (atletik, militer, etc) merupakan tahbisan dari para dewa. Olympia adalah lokasi yang suci dimana terjadi berbagai macam kemenangan. Kecurangan pernah terjadi di Olimpiade serta festival atletik lainnya didunia Yunani. Hanya kaum pria yang diizinkan untuk bersaing dan menonton sedangkan kaum wanita yang sudah menikah tidak diperbolehkan untuk menghadiri acara tersebut. Kompetisi non atletik biasanya berada pada bidang kesenian seperti filsafat, puisi, musik. Juara Olimpiade dapat disebut sebagai seorang pahlawan.

2. Rome Philosophy

2.1. The Etruscans
Kaum Etruria dikenal sebagai Tyrrhenians oleh orang Yunani. Mereka mencapai puncaknya di Italia dari 8 sampai abad ke-5 SM Herodotus. Eturia berasal dari Asia Kecil.
Pada tahun 1958, ditemukan makam yang berisi lukisan yang menggambarkan berbagai jenis olahraga. Makam tersebut dikenal sebagai Makam Olimpiade. Patung yang menggambarkan pegulat pria dan wanita saling bersaing juga ditemukan. Patung tersebut menunjukkan bahwa pria dan wanita kaum Etruscan keduanya aktif dan berkompetisi melawan satu sama lain. Olahraga merupakan pekerjaan dan festival atletik merupakan hiburan.

2.2. Etruscan Sport
Cenderung menggunakan kekerasan dimana para tahanan digunakan sebagai korban untuk menghormati orang yang sudah meninggal. Para tahanan digunakan sebagai hiburan dengan bertempur sampai mati.

2.3. Ancient Rome

  • Republik Romawi (didirikan setelah kemenangan atas Etruria 509 SM).
  • Kekaisaran Romawi (didirikan pada 27 SM). Dibagi dalam abad keempat M.
  • Empire Barat, berpusat di Roma, berlangsung sampai AD 476.
  • Empire Timur, berpusat di Konstantinopel (sekarang Istanbul), berlangsung sampai AD 1453.

2.4. Roman Emperor Nero
Dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani dan mempunyai kepercayaan bahwa kejeniusan Yunani itu layak. Pada jaman ini, diadakan Olimpiade khusus untuk menghormatinya.

2.5. Roman & Greeks: Cultural Analysis
Roma tidak menjunjung tinggi nilai kecerdasan dan kebudayaan seperti Yunani. Mereka berfokus pada segala hal yang praktis (utilitarian) dibandingkan sesuatu yang estetika. Roma tidak memberikan kontribusi banyak dalam kemajuan filosofis dan ilmiah dibandingkan dengan Yunani. Kebanyakan Romawi tidak mempunyai keyakinan ‘holistik’ dalam pembangunan manusia.

2.6. Roman Beliefs
Agama Romawi sifatnya tidak terlalu berfokus pada roh. Jarang dilaksanakan upacara, misteri dan kekaguman. Keyakinan para Romawi sangat penting untuk perkembangan dan kelangsungan hidup masyarakatnya. Roma jauh lebih inklusif pada budaya lain selain budaya Yunani.

2.7. Philosophic Orientation: the Cynics
Sebuah kelompok yang berfokus pada pengarajaran Socrates. Mempunyai kepercayaan pada kepentingan karakter dan ketidakpedulian terhadap keadaan sekitar.

2.8. Philosophic Orientation: the Stoics
Tidak seperti Plato dan Socrates, Stoics mempercayai tubuh atau jasmani. Indera yang dimiliki digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Menolak metafisika dan mengklaim agama tentang moralitas. Memiliki penekanan pada pencapaian kebahagiaan pribadi melalui perilaku pribadi yang positif apapun yang menjadi rintangannya.

2.9. Epicureans

  • Menolak metafisika dan agama pada perilaku seseorang (hampir sama dengan Stoicisme) dan menentang idealisme. Mengembangkan individu yang berkebudayaan dan menemukan kebahagiaan lewat pemikiran mereka. 


  • Menantang politik etis dari Julius Caesar dan diusir dari Roma karena kritiknya. Dia menjadi kritik pada arena olahraga yang mewakili sebagian besar masalah sosial Romawi. Dipengaruhi oleh filsuf Yunani; Antiokhus yang prihatin dengan etika dan perkembangan optimal pikiran dan tubuh. 


2.9. Roman Sport: Change Over Time

  • Republik awal: orang-orang sehat secara fisik dan aktif terlibat dalam kontes atletik tetapi tidak tertarik dalam kompetisi atletik gaya Yunani. Kelas atas mengembangkan permainan bola, pijat dan Thermae (kolam permandian).
  • Era Kekaisaran: orang-orang kurang tertarik pada kebugaran fisik pribadi dan atletis Yunani tidak dihargai oleh militer utilitarian Roma. Roma menjadi bangsa penonton yang menikmati hiburan massa dan pembantaian.

2.10. Roman Sport and the Military
Para calon prajurit dilatih untuk menjadi prajurit yang patuh, taat dan disiplin. Legions ditakuti diseluruh dunia kuno dan filsafat Stoic mendukung sistem militer ini.

2.11. Roman Science
Claudius Galen disebut sebagai bapak kedokteran olahraga yang belajar kedokteran sejak dia berumur 17 tahun. Dia mempraktekan pembelajarannya pada gladiator.

2.12. Women & Sport

  • Peran para kaum perempuan dalam nilai hiburan tidak dianggap serius dan jarang didokumentasikan dibandingkan dengan peran kaum laki-laki. Kompetisi atletik adalah domain dari laki-laki sedangkan perempuan biasanya berpartisipasi dalam berenang, menari, dan permainan bola.
  • Romanized Olimpiade pernah melaksanakan gulat dan kontes lari untuk perempuan. Ditemukan juga sebuah bukti arkeologis bahwa perempuan pernah berkompetisi sebagai gladiator. 


2.13. Games & Spectacles
Hari libur keagamaan menjadi festival dimana terdapat 53 hari libur di 173 SM dan hampir 200 di 300 AD. Festival tersebut mengadakan permainan seperti perkelahian gladiator, kuda dan kereta ras, dan berbagai bentuk lain dari pertempuran.

2.13.1. Flavian Amphitheater (Colosseum)
Merupakan arena tempat melaksanakan pertempuran pada festival di hari libur. Memuat ruang cukup untuk 50.000 penonton. Biasanya dilaksanakan pertunjukkan seperti perkelahian hewan, pria dan wanita dilemparkan ke hewan, pertempuran gladiator sampai titik terakhir dan pertempuran masa juga pernah diadakan. Kaisar Claudius membanjiri Colosseum dan memerintahkan 19.000 budak ke dalam kapal.

2.13.2. Circus Maximus
Merupakan pertunjukkan pacuan kuda utama di Roma. Kereta-kereta saling berbalapan dan gladiator berperang didepan 250 ribu penonton.

2.13.3. Gladiators
Para partisipan yang bertempur dalam permainan gladiator merupakan penjahat atau budak yang sudah dilatih, namun ada juga beberapa pria yang bersukarela untuk mengikuti acara ini.
4 kelas utama dalam gladiator Thracian, Samnite, Retiarius, Murmillo. Mereka berpakaian sebagai musuh Romawi dan berkelahi sampai mati. Mereka mengambil sumpah untuk dibakar dengan api, dibelenggu dengan rantai, dikocok dengan batang dan dibunuh dengan baja.

2.14. Sport and Christianity
Pertumbuhan kekristenan memberikan dampak dalam olahraga. Orang Kristen cenderung menghindari olahraga dan permainan tetapi mereka hadir untuk menonton dan berjudi pada peristiwa tersebut. Kekaisaran Kristen mengadopsi kereta balap yang populer dari Roma. Festival atletik Yunani dan Romawi berakhir dengan kehancuran Roma pada 410 AD.

2.15. Greek Reaction to Roman Sport
Banyak orang Yunani yang menentang pengenalan olahraga Romawi. Beberapa kaisar menyukai Olimpiade dan menghabiskan uangnya untuk mengembalikan tempat atletik Yunani seperti Olympia. Kontes gladiator dipentaskan di Yunani pada abad pertama masehi.

3. Philosophy, Sport & Physical Education During the Middle Ages: 900-1400

3.1. General History

  • Dark Ages: setelah jatuhnya Roma (476 M) sampai 900 M. Runtuhnya Roma dan awal Dark Ages menyebabkan kekacauan. Banyak masyarakat kota yang mencari perlindungan dari bangsawan yang kuat. 
  • Abad Pertengahan: dari 900 AD ke awal Italian Renaissance, abad ke 14.

3.2. Impact of Christianity
Gereja Kristen merupakan lembaga satu-satunya yang tersisa setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi. Mereka menyediakan simbol stabilitas dan ketertiban di tengah-tengah ketakutan.

3.3. Teologi gereja
Berdasarkan pada iman mutlak dan keyakinan kepastian wahyu ilahi, yaitu Tuhan secara langsung yang mengungkapkan kebenaran melalui doa dan kitab suci. Menjanjikan surga bagi semua orang yang mengikuti ajaran-ajarannya.

3.4. Christianity & Greek Philosophy
Filsuf pada masa Abad Pertengahan tidak memiliki akses yang banyak ke sumber sastra. Karya-karya Yunani yang digunakan kebanyakan milik Plato dan Aristoteles. Mereka tertarik pada pertanyaan-pertanyaan metafisik yang sama seperti Krsiten, seperti tentang keberadaan jiwa, personifikasi dan kepercayaan kepada Tuhan, sifat keberadaan dan sistem etika.

3.5. Philosophical Positions of The Body

  • Biblical Jesus: kesempurnaan dalam tubuh, pikiran dan jiwa. Tuhan menciptakan alam semesta, pria dan wanita, pikiran dan tubuh. Tersirat tubuh dan jiwa yang baik.
  • Ortodoks: menolak gagasan bahwa tubuh adalah jahat. Tubuh adalah “messenger of death”.


3.6. Philosophical Positions of The Body: Middle Ages

  • Dualisme asketis: perpaduan filsafat Plato & sejarah Kristen dan pemikiran keagamaan lainnya.
  • Skolastik: melihat hubungan erat antara pikiran dan tubuh. 


3.7. Thomas Aquinas (1255 - 1274)

  • Memeluk kebugaran fisik dan hiburan sebagai suatu hal yang positif untuk mempromosikan sosial dan moral kesejahteraan.
  • Mengatakan bahwa kecerdasan sebagaian bergantung pada tingkat kebugaran fisik individu.
  • Percaya bahwa kita dapat mengetahui hal-hal melalui tubuh kita serta melalui pikiran. Pikiran sifatnya lebih unggul daripada tubuh.
  • Sependapat dengan Aristoteles: manusia merupakan komposit integral dari tubuh dan jiwa. Jiwa memerlukan tubuh untuk memperoleh pengetahuan. Tidak percaya bahwa tubuh adalah utusan kematian. 


3.8. Maimonides: dokter Yahudi


Nothing is more useful for the preservation of health than physical exercise"

3.9. St. Bonaventure: scholastic
Menyatakan bahwa jiwa tidak dipenjarakan oleh tubuh. Setiap individu hadir sebagai kesatuan tubuh dan jiwa.

3.10. Holidays & Ball Games
Kehidupan para budak sangat sulit. Mereka memiliki rumah tapi bekerja tanah sebagai sewa untuk perlindungan. Rekreasi hanya pada hari Minggu setelah gereja. Budak berpartisipasi dalam permainan dan hiburan.

3.11. Games of the Middle Ages
Permainan bola cenderung kasar dan mempunyai aturan yang lemah. Soule adalah permainan yang menyerupai sepak bola dan dimainkan oleh para budak. Permainan lainnya diantaranya adalah versi awal dari hoki, baseball dan bowling/kegel serta balap kuda.

3.12. Medieval Social Structure
Hirarki bangsawan mulai bermunculan. Hubungan feodal berdasarkan kesetiaan militer untuk seorang raja lokal, sebagai perlindungan. Raja sering memiliki pengawal atau pengikut. Mobilitas sosial menjadi sangat terbatas selama era ini berlangsung.

3.13. Aristocratic Sport
Berdasarkan pada permainan perang.

  • Tournament: periode-gala sosial dan rekreasi yang paling terkenal.
  • Joust: penunggang kuda berusaha untuk menjatuhkan satu dengan yang lainnya.
  • Turnamen Medieval: perayaan tatanan sosial. Berevolusi dari free-for-all menjadi pemerintahan.
  • Melee: sekelompok ksatria bertempur dengan hand-to-hand.


3.14. Medieval Concepts of Health

  • Galen melanjutkan karya Hippocrates. Ditemukan pengetahuan yang lebih luas mengenai anatomi dan fisiologi.
  • Diyakini teori humor kesehatan: tubuh terdiri dari empat cairan yaitu darah, dahak, empedu kuning dan empedu hitam. Kesehatan melibatkan keseimbangan humor ini. Teori humor ini menjelaskan tahap kehidupan kepribadian, suasana hati dan penyakit. Bahan herbal, mineral dan hewan digunakan untuk mengobati ketidakseimbangan humoral.
  • Orang Kristen diberikan pekerjaan untuk melakukan pengobatan penyakit melalui ritual keagamaannya. Mereka berdoa kepada orang-orang kudus untuk campur tangan, jimat dan mantera. 



References:
bahan disarikan dari pertemuan ke-4, diunduh di www.binusmaya.ac.id pada hari Jumat, 4 April 2015
Who Were the Etruscans, http://ancienthistory.about.com/od/etruscans/f/Etruscans.htm (diakses pada hari Jumat, 4 April 2015)