Human Philosophical Reflections 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom

1.     Knowledge
gambar 1. Knowledge
Tidak mudah mendefinikan apa itu pengetahuan. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang bisa dilihat kasat mata ataupun diraih oleh tangan manusia. Seperti yang ada di sumber yang saya ambil, terdapat 7 macam pengetahuan, yaitu:

1.1 Pengetahuan indrawi lahir
pengetahuan yang didapat manusia secara langsung, baik itu dilihat, didengar, dicium, dirasakan, maupun diraba.

1.2. Pengetahuan indrawi batin
Pengetahuan yang didapatkan dengan ingatan dan khayalan.

1.3. Pengetahuan Perspektif
Pengetahuan yang muncul secara spontan dan didapatkan melalui gerakan, sikap, dan tindakan.

1.4. Pengetahuan Refleksif
Pengetahuan yang diungkapkan melalui ide, konsep, definisi, lambing, maupun karya seni.

1.5. Pengetahuan Diskursif
Pengetahuan yang dilihat dari sebab-akibat, akibat-sebab, prinsip-konsekuensi, konsekuensi-prinsip, dan sebagainya.

1.6. Pengetahuan Intuitif
pengetahuan yang memahami secara langsung benda atau situasu dalam salah satu aspeknya, keseluruhan dalam satu bagian, sebab dalam akibat, konsekuendi dalam prinsip, dan sebagainya.

1.7. Pengetahuan Induktif
pengetahuan yang melihat secara keseluruhannya dulu baru kesimpulannya.


2.     Intelligence
     
Gambar 2. Intelligence
Intelegensi berasal dari bahasa latin yaitu intellegere yang terdiri dari 2 kata yaitu intus dan legere. Intus berarti dalam pikiran atau akal, sedangkan legere berarti membaca atau menangkap. Dari dua kata itu memunculkan arti dari kata intelegensi yaitu membaca dalam pikiran atau akal segala hal dan menangkap artinya secara mendalam. Menurut Thorndike intelegensi merupakan suatu kekuatan respon individu yang dianggap baik dari sudut pandang yang benar dan nyata. Sedangkan menurut Binet, intelegensi mengacu pada pentingnya penalaran, imajinasi, dan judgement sebagai proses yang terkait dengan perilaku cerdas.
Bentuk kegiatan intelektif manusia berasal dari tahap-tahap yang paling sederhana sampai dengan tahap yang paling kompleks. kegiatan intelektif yang paling rendah atau yang paling sederhana adalah persepsi atau penglihatan yang umumnya digerakkan secara tidak sadar.

3.     Affection
Manusia disebut sebagai trias-dinamika yang meliputi Cipta (kognisi), Karsa (konasi), dan rasa (afeksi). Afektivitas berperan untuk menggerakkan hati manusia, keinginannya, dan ketertarikannya untuk mengamati, mempelajarim dan mengembangkan hal-hal actual di sekitarnya.
Gambar 3. Affection
Afektivitas berbeda dengan pengetahuan tetapi merupakan penyebab dan akibat dari proses pengetahuan manusia dalam penerapannya melalui perbuatan atau tindakan. Kelompok positivism memandang afektivitas bersifat nonkognitif karena kendala indrawi yang tidak dapat memberikan penegasan epistemologis yang sesuai dengannya. Ada kemungkinan bahwa pengetahuam tertentu mungkin bisa tercapai dengan perasaan. Pengetahuan eksistensial mempunyai sifat sebagai kepastian bebas dan kepercayaan bahwa kebebasan manusia tidak pernah hilang dari penegasan intelektual mengenai adanya afektifitas dalam alam pengetahuannya.  Cinta (afektifitas positif) dan benci (afektifitas negative) dapat menjadi dasar penentuan tindakan kognitif. Pengalaman-pengalaman afektifitas tentunya menjadi syarat untuk menentukan dalam proses intelegensi manusia.

4.     Freedom
Gambar 4. Freedom
Realisasi diri secara sempurna, bisa didapatkan manusia jika ia mendapatkan kebebasan. Manusia adalah makhluk yang bebas, tapi ia juga harus memperjuangkan kebebasannya. Pada jaman penjajahan, kebebasan diartikan sebagai keadaan dimana mereka terlepas dari penindasan. Sedangkan, zaman sekarang, kebebasan tidak hanya sekedar terbebas dari penindasan, tapi lebih untuk mengaktualisasikan diri ditengah perkembangan zaman modern ini.
Manusia bisa disebut bebas jika ia sungguh-sungguh mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Kebebasan berkaitan erat dengan kemampuan internah definitive penentuan diri, pengendalian diri, pengaturan, dan pengarahan diri.
“Freedom is self-determination” ungkapan ini mengandung arti bahwa kebebasan itu merupakan suatu cirri khas perbuatan yang hanya terdapat dalam manusia, bukan pada hewan atau benda. Karena manusia memiliki kemampuan untuk mengungkapkan hasrat serta keinginannya. Manusia mempunyai kehendak yang bebas dan kemampuan memilih. Kebebasan sejati hanya terdapat di dalam diri manusia yang mempunyau akal budi. Kebebasan sebagai penentu diri mengandalkan peran akal budi dan kehendak bebas manusia.



References:

D., Ratna Sulistami., Mahdi, Erlinda Manaf. Universal intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. (2007). Ilmu dan aplikasi pendidikan. Grasindo.

5 comments:

Emypurwitaa said...

Mel, tulisannya udah lengkapp aku kasih nilai 80 ya mell ^^

Unknown said...

Mell postan nya udah lengkap sm udah ada gambar juga yeaaayy. Aku kasih nilai 83 yaaa
Goodluck mellaaaa

Unknown said...

Mella tulisannya sudah lengkap dan menarik aku kasih nilai 82 yah :)

Yovita said...

Mella punya kamu sudah lengkap informasi, tapi mungkin kamu lupa menambahkan sumber dari binus maya ya mel nilai kamu 83 yaa:))

Unknown said...

Lengkap,menarik dan rapi nilai 83

Post a Comment