Human Social Problems: Deviance, Crime, Social Control, and Global Inequality

1. Deviance (perilaku menyimpang)
Deviance adalah perilaku yang melanggar standar perilaku atau harapan dari kelompok atau masyarakat. Melibatkan pelanggaran norma kelompok yang mungkin di formalkan ke dalam hukum.
Stigma: label yang digunakan oleh masyarakat untuk mendevaluasi anggota kelompok sosial tertentu (Goffman).
Picture 1. Deviance

2. Social Control
Teknik dan strategi yang digunakan untuk mencegah perilaku manusia yang menyimpang dalam suatu masyarakat. Kontrol sosial bisa dalam bentuk dari keluarga, teman sebaya, sekolah, perusahaan atau pemerintahan.
Macam-macam kontrol sosial:
  • Sanksi: hukuman atau penghargaan untuk seseorang yang berperilaku yang menyangkut norma sosial.
  • Fungsionalis: orang harus menghormati norma-norma sosial jika ada kelompok atau masyarakat adalah untuk bertahan hidup.
  • Teori konflik: masyarakat yang berfungsi secara sukses dengan konsisten menguntungkan kekuatan terhadap kelemahan kelompok lain.
  • Conformity: mengikuti gaya/perilaku teman sebaya agar terlihat sama/serupa.
  • Obedience: kepatuhan terhadpa otoritas yang lebih tinggi dalam struktur hirarkis.
  • The Mailgram Experiment: seorang eksperimenter yang menginstruksi orang-orang untuk memberikan kejutan listrik yang menyakitkan kepada subjectnya.

2.1. Informal & Formal Social Control
  • Informal social control digunakan untuk menegakkan norma-norma yang ringan.
  • Formal Social Control dilaksanakan oleh agen resmi.

3. Law & Society
Beberapa norma sangat penting bagi masyarakat sampai diformalkan dalam undang-undang.
  • Law: lembaga kontrol sosial dari pemerintahan.
  • Control Theory: koneksi yang diarahkan secara sistematis sesuai dengan norma dalam masyarakat.

4. Sociological Perspectives on Deviance

4.1. Perspektif Fungsionalis

Durkheim’s Legacy
Hukuman didirakan dengan bantuan kebudayaan yang menjelaskan perilaku mana yang diterima dan berkontribusi untuk menstabilitaskan.
Anomie: Kehilangan arah terasa di masyarakat ketika kontrol sosial dari perilaku individu telah menjadi tidak efektif.

Merton’s Theory of Deviance
Anomie Theory of Deviance: bagaimana orang beradaptasi dengan cara tertentu secara sesuai atau menyimpang dari harapan budaya.

Cultural Transmission Theory
Cultural transmission adalah bagaimana manusia belajar untuk berperilaku dalam situasi sosial, secara benar atau tidak benar. Sedangkan Differential Association adalah proses di mana paparan sikap yang menguntungkan untuk tindak pidana mengarah pada pelanggaran aturan.

4.2. Perspektif Interaksionis
  • Social Disorganization Theory: peningkatan kejahatan dan penyimpangan dikaitkan dengan kerusakan hubungan komunal dan lembaga-lembaga sosial atau blame the victim.
  • Labelling Theory: upaya untuk menjelaskan mengapa beberapa orang dipandang sebagai deviants sementara yang lain tidak; juga dikenal sebagai pendekatan sosial-reaksi.
  • Labelling & Sexual Deviance: definisi dari perilaku seksual yang menyimpang sifatnya bervariasi dari waktu ke waktu dan kebudayaan. Definisi penyimpangan sexual berubah dari setiap generasi.
  • Societal-Reaction Approach: respon terhadap suatu tindakan bukan perilakunya yang menentukan penyimpangan.
  • Social Constructionist Perspective: penyimpangan merupakan hasil dari kebudayaan kita.
  • Conflict Theory: orang-orang yang mempunyai kekuasaan melindungi ketertarikan mereka dan mendefinisikan penyimpangan sesuai dengan pemenuhan kebutuhan mereka.
  • Differential Justice: perbedaan cara kontrol sosial yang dilakukan pada tiap-tiap kelompok yang berbeda.

4.3. Perspektif Feminist
Adler dan Chesney-Lind berpendapat pendekatan yang ada untuk penyimpangan dan kejahatan yang dikembangkan dengan laki-laki dalam pikiran. Pandangan budaya dan sikap terhadap perempuan mempengaruhi bagaimana mereka dianggap dan diberi label.

5. Crime
Picture 2. Crime

Pelanggaran hukum pidana dimana beberapa otoritas pemerintah menerapkan hukuman yang resmi atau formal.
Contoh: pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, serangan, penggarongan, pencurian, pencurian kendaaraan bermotor atau pembakaran.

5.1. Types of Crime
Sosiolog mengklasifikasikan kejahatan dalam hal bagaimana mereka berkomitmen dan bagaimana masyarakat memandang pelanggaran.
  • Victimless Crimes: pertukaran yang dilakukan antara orang dewasa secara luas yang diinginkan tetapi ilegal, meliputi barang dan jasa.
  • Professional Crime: kriminal yang profesional merupakan orang yang mengejar kejatahan sebagai pekerjaan sehar-hari.
  • Organized Crime: kelompok yang mengatur hubungan antara berbagai perusahaan kriminal yang terlibat dalam kegiatan yang ilegal. 
  • White Collar Crime: tindakan ilegal yang dilakukan dalam rangka kegiatan bisnis.
  • Computer Crime: penggunaan teknologi tinggi untuk melakukan penggelapan atau penipuan elektronik.
  • Corporate Crime: setiap tindakan oleh perusahaan yang dihukum oleh pemerintah.
  • Hate Crimes: pelaku termotivasi untuk memilih korban berdasarkan ras, etnis, agama, atau beberapa karakteristik pribadi, dan kebencian mendorong pelaku untuk melakukan kejahatan.
  • Transnational Crime: kejahatan yang terjadi di beberapa perbatasan nasional. 

6. Global Inequality
Ketimpangan merupakan penentu perilaku manusia yang signifikan. Stratifikasi sistem dunia sifatnya sangat kontras antara negara-negara industri dan berkembang.
Picture 3. Global Inequality

6.1. The Legacy of Colonialism
  • Kolonialisme: kekuatan asing mempertahankan dominasi politik, sosial, ekonomi, dan budaya untuk jangka.
  • Neokolonialisme: ketergantungan yang berkelanjutan antara negara-negara yang lebih maju untuk managerial dan keahlian teknis oleh mantan koloni.
  • Wallerstein’s World System Analysis: hubungan ekonomi dan politik yang tidak merata dimana negara-negara industri tertentu dan perusahaan global mereka mendominasi inti dari sistem ekonomi dunia.
  • Globalisasi: integrasi di seluruh dunia dari kebijakan pemerintah, budaya, gerakan sosial, dan pasar keuangan melalui perdagangan dan pertukaran ide. 

6.2. Multinational Corporations
Organisasi komersial yang berkantor pusat di suatu negara, tetapi melakukan bisnis di seluruh dunia.

Pandangan Fungsionalist
Perusahaan multinasional dapat membantu negara-negara berkembang dalam bentuk pekerjaan dan industri, keuntungan maksimum dari teknologi dan pengurangan biaya yang meningkatkan keuntungan, serta membuat negara lebih saling tergantung dan menghindari konflik.

Pandangan Konflik
Perusahaan multinasional mengeksploitasi pekerja lokal untuk memaksimalkan keuntungan. Investasi oleh perusahaan multinasional awalnya memberikan kontribusi untuk menjadi tuan kekayaan bangsa. Akhirnya meningkatkan kesenjangan ekonomi di negara-negara berkembang.

6.3. Modernization
Proses melalui negara peripheral yang bergerak dari lembaga tradisional untuk karateristik orang-orang dari masyarakat yang lebih maju. Modernization Theory: fungsionalis melihat bahwa modernisasi dan pembangunan secara bertahap akan meningkatkan kesejahteraan kehidupan orang-orang di negara berkembang.



References
Power Point Binus Maya: Human Social Problems; Deviance, Crime, Social Control & Global Inequality

Disaring dari The Legacy of Colonialism http://www.socialwatch.org/node/10748 (13/05/2015)

0 comments:

Post a Comment