Collective Behavior and Social Movement

0 comments
1. Collective Behavior
Picture 1. Collective Behavior
1.1. Menurut Smelser, collective behavior adalah perilaku yang relatif spontan dan tidak terstruktur dari sekelompok orang yang bereaksi terhadap pengaruh umum dalam situasi ambigu.

1.2. Emergent norm perspective: selama kelangsungan perilaku kolektif, definisi perilaku yang cocok tidak muncul dalam kerumunan. Mencerminkan kepercayaan atau keyakinan bersama yang dipegang oleh anggota kelompok.

1.3. Value-added model menjelaskan bagaimana kondisi sosial yang luas yang berubah dalam suatu pola tertentu ke dalam beberapa bentuk perilaku kolektif.

1.4. Assembling Perspective meneliti bagaimana dan mengapa orang bergerak dari titik yang berbeda dalam ruang untuk lokasi umum.

1.5. Crowds
Picture 2. Crowds
Pengelompokan orang secara sementara yang berbagi fokus umum atau kepentingan. Sifatnya tidak terlalu terstruktur, dalam kerusuhan anggota diatur oleh norma-norma sosial yang diidentifikasi dan menunjukkan pola yang pasti dari perilaku, serta mengambil makna baru dengan internet.

1.6. Disaster Behavior: acara mendadak yang mengganggu dan melemahkan sumber daya masyarakat yang membutuhkan bantuan dari luar. Contohnya World Trade Center dan Hurricane Katrina.

1.7. Fads: pola perilaku orang-orang dalam jumlah besar yang bersifat sementara.
Fashions: keterlibatan massa yang menyenangkan dan menampilkan penerimaan oleh masyarakat dan berhubungan dengan sejarah.
Fads dan fashion mengizinkan orang untuk mengidentifikasikan dengan sesuatu yang berbeda dari lembaga-lembaga dan simbol budaya yang dominan.

1.8. Craze: keterlibatan massa yang menarik dan bergairah yang berlangsung dalam periode waktu yang cukup lama. Merupakan pergerakan menuju suatu hal.
Panic: gairah takut yang didasarkan pada keyakinan umum yang mungkin akurat. Merupakan pelarian dari suatu hal.

1.9. Rumors: sekumpulan informasi yang dikumpulkan untuk menginterpretasikan situasi yang ambigu. Rumor yang berhasil membutuhkan sekelompok orang yang mempunyai keyakinan yang sama, beradaptasi terhadap perubahan dan memperkuat ideologi masyarakat serta kecurigaan media massa.

1.10. Public: kelompok orang yang tersebar, belum tentu saling berhubungan/berinteraksi satu dengan yang lain tetapi berbagi minat dalam masalah.


2. Social Movements
Picture 3. Social Movement
Merupakan kegiatan kolektif yang terorganisir untuk membawa/menolak perubahan dalam kelompok masyarakat. Berdampak pada perjalanan sejarah dan evolusi struktur sosial.
Fungsionalists: berkontribusi pada pembentukan opini/pendapat publik. Meningkatkan pengambilan dimensi international.

1.1. Relative Deprivation Approach: perasaan sadar yang negatif karena ada perbedaan antara harapan yang sah dan aktualisasi. Orang akan merasakan ketidakpuasan dalam gerakan sosial apabila hak untuk tujuan mereka tidak terpenuhi dan merasa bahwa mereka tidak bisa mencapai tujuan melalui cara yang konvensional.

1.2. Resource Mobilization: gerakan sosial yang memanfaatkan sumber-sumber seperti uang, pengaruh politik, akses ke media dan pekerja. Menurut Oberschall, untuk mempertahankan sebuah gerakan sosial, harus ada organisasi dasar dan kontinuitas kepemimpinan. Sedangkan menurut Marx, pemimpin perlu membantu para pekerja mengatasi kesadaran palsu, yaitu sikap yang tidak mencerminkan posisi obyektif pekerja.

1.3. Gender and Social Movements
Perempuan lebih sulit untuk mencapai posisi sebagai pemimpin dalam organisasi pergerakan sosial. Gender bisa mempengaruhi cara kita memandang upaya terorganisir untuk membawa atau menolak perubahan.

1.4. New Social Movements
Aktivitas kolektif yang terorganisir untuk mempromosikan autonomy, self-determination, dan kualitas hidup yang lebih baik. New social movements tidak melihat pemerintah sebagai sekutu mereka.

1.5. Communication and Globalization of Collective Behavior
Pengiriman pesan secara global dan penggunaan internet memungkinkan para aktivis sosial untuk mencapai orang-orang dengan mudah dan cepat. Internet listserves dan chatroom memungkinkan organisasi pergerakan sosial untuk meminta orang berpikir tanpa kontak secara langsung atau face to face. Televisi dan internet dapat menyampaikan rasa keintiman palsu yang diperkuat dengan kedekatan.

1.6. Disability Rights
Picture 4. ADA.'s Quote
Upaya untuk memastikan kesehatan dan hak-hak para penyandang cacat telah berkembang dengan konstan sejak awal 1960-an. Pada tahun 1990, pemerintah memberlakukan ADA: Americans with Disabilities Act.



References:
Disaring dari ppt Binusmaya pertemuan ke 13 (05/06/2015)
http://binusmaya.binus.ac.id/

Kottak, Conrad Philip. (2013). Cultural Anthropology: Appreciating Cultural Diversity. 15th Edition. New York: McGraw Hill.


Colonialism and Development, Cultural Exchange and Survival

0 comments
A. Colonialism and Development
Picture 1. Colonialism
1. Imperialism
Mengacu pada kebijakan memperluas kekuasaan suatu bangsa atau kerajaan atas bangsa-bangsa asing dan mengambil dan menahan koloni asing. Sedangkan kolonialisme mengacu pada dominasi politik, sosial, ekonomi, dan budaya suatu wilayah dan rakyatnya oleh kekuatan asing untuk jangka waktu. Kolonialisme modern dimulai dengan Age of Discovery di mana negara-negara Eropa mendirikan koloni di seluruh Dunia Baru.

2. British Colonialism
Pencarian untuk sumber daya dan pasar baru untuk meningkatkan keuntungan memicu kolonialisme Inggris. Tahap pertama dari kolonialisme Inggris terkonsentrasi di New World, barat Afrika, dan India dan datang ke dekat dengan Revolusi Amerika. Selama periode kedua kolonialisme, Inggris akhirnya menguasai sebagian besar India, Australia, Selandia Baru, Kanada, dan sebagian besar dari Afrika timur dan selatan. Upaya kolonial Inggris dibenarkan oleh apa Kipling disebut "beban orang kulit putih" yang menegaskan bahwa penduduk asli tidak mampu mengatur diri mereka sendiri dan membutuhkan putih, kolonialis Inggris menyediakan dan menjaga ketertiban.

3. French Colonialism
Kolonialisme Perancis disebabkan oleh negara, gereja, dan militer bukan hanya untuk kepentingan bisnis. Tahap pertama dari upaya kolonial Perancis difokuskan di Kanada, Wilayah Louisiana, Karibia, dan Afrika Barat. Selama fase kedua kolonialisme Perancis (1870 Perang Dunia II), kekaisaran tumbuh dengan menyertakan sebagian besar Afrika utara dan Indochina. Legitimasi ideologis untuk kolonialisme Prancis adalah civilisatrice misi (mirip dengan "beban orang kulit putih"); untuk menyebarkan budaya Prancis, bahasa, dan agama di seluruh koloni.

4. Colonialism & Identity
Perbedaan etnis dan politik di seluruh dunia sangat terganggu oleh kolonialisme.
Contoh: banyak dari batas-batas politik modern di barat Afrika didasarkan pada linguistik, politik, dan ekonomi kontras yang merupakan hasil dari kebijakan kolonial Eropa di wilayah tersebut.

5. Postcolonial Studies
Studi postkolonial mengacu pada penelitian yang menargetkan interaksi antara negara-negara Eropa dan masyarakat yang mereka dijajah.
Pembagian Postcolonial:

  • Postcolonies Settler meliputi negara-negara yang didominasi oleh pemukim Eropa dengan penduduk asli hanya jarang (misalnya, Australia)
  • Postcolonies Nonsettler ditandai dengan penduduk asli yang besar dan hanya sejumlah kecil orang Eropa (misalnya, India).
  • Postcolonies Campuran mengacu pada negara-negara dengan baik penduduk asli dan Eropa yang cukup besar (misalnya, Afrika Selatan dan Kenya).


6. Development: Philosophy
Sebuah filosofi intervensi adalah pembenaran ideologis untuk campur tangan dalam kehidupan penduduk asli, didasarkan pada asumsi bahwa seseorang memiliki cara yang unggul hidup atau berpikir.

7. The Brazilian Sisal Scheme
Pada tahun 1950, pemerintah Brasil berusaha untuk memperkenalkan sisal sebagai tanaman tunai ke dalam ekonomi subsisten Sertão tersebut. Pembangunan meningkatkan ketergantungan pada ekonomi dunia, merusak ekonomi subsisten lokal, dan memburuk kesehatan setempat dan distribusi pendapatan. 

8. The Greening of Java
Di seluruh dunia, revolusi hijau telah meningkatkan persediaan makanan dan mengurangi harga pangan. Namun, penekanan pada modal depan dan pertanian teknologi dan kimia canggih memungkinkan para elit birokrasi dan ekonomi dari Jawa untuk memperkuat posisi mereka dengan mengorbankan petani miskin. Analisis Ann Stoler tentang dampak revolusi hijau di Jawa menyarankan bahwa diferensial terpengaruh hal-hal seperti stratifikasi jender, tergantung pada kelas.

9. Equity
Picture 2. Equity
Sebuah tujuan yang dinyatakan umum proyek pembangunan meningkat ekuitas yang berarti pengurangan kemiskinan dan lebih bahkan distribusi kekayaan. Tujuan ini sering digagalkan oleh elit lokal yang bertindak untuk mempertahankan atau meningkatkan posisi mereka.

10. The Third World Talks Back
Penerapan antropolog telah dikritik karena etnosentrisme dalam pendekatan mereka sendiri untuk pembangunan (lihat referensi untuk Guillermo Batalla).

  • Terlalu banyak fokus pada beberapa dan mikro-penyebab sementara mengabaikan kesenjangan sosial yang besar.
  • Proyek awal yang terlalu berorientasi psikologis.
  • Terlalu banyak fokus pada difusi teknologi sebagai sumber utama perubahan.


11. Underdifferentiation
Merupakan kecenderungan untuk mengabaikan keragaman budaya dan melihat negara-negara berkembang sebagai sama. Banyak proyek pembangunan salah menganggap bahwa keluarga inti adalah unit dasar produksi dan lahan kepemilikan. Banyak proyek pembangunan juga salah menganggap bahwa koperasi berdasarkan model dari bekas blok Timur akan mudah dimasukkan oleh masyarakat pedesaan.

12. Third World Models
Model terbaik untuk pembangunan ekonomi yang dapat ditemukan di masyarakat sasaran. Pengembangan Realistis mempromosikan perubahan, bukan overinnovation, dengan menjaga sistem lokal sementara membuat mereka bekerja lebih baik. 


B. Cultural Exchange & Survival
Picture 3. Cultural Exchange
1. Contact and Domination
Peningkatan kontak antara budaya telah menciptakan kemungkinan  untuk dominasi satu kelompok dengan yang lain melalui berbagai cara.

2. Development and Environmentalism
Dominasi paling sering datang dalam bentuk perusahaan multinasional berbasis-core menyebabkan perubahan ekonomi dalam budaya Dunia Ketiga. Gangguan ada yang bermaksud baik (seperti gerakan lingkungan) dan dapat diperlakukan sebagai bentuk dominasi budaya dengan populasi subjek.

3. Religious Change
Homogenisasi agama adalah teknik yang sering digunakan oleh negara-negara berusaha untuk menundukkan kelompok dicakup oleh perbatasan mereka.

4. Variation in Systems of Domination
Scott (1990) membedakan antara transkrip publik dan yang tersembunyi dari masyarakat budaya dan politik tertindas.

  • Transkrip publik mengacu pada segala hal yang terbuka, interaksi antara masyarakat yang dominan dan yang tertindas.
  • Tersembunyi transkrip mengacu pada kritik terhadap kekuasaan yang terjadi di luar panggung, di mana dominators tidak bisa melihatnya.

Gramsci (1971), gagasan hegemoni berlaku untuk sistem politik hirarkis dimana dalam ideologi dominan dari elite telah diinternalisasi oleh anggota kelas bawah.

Bourdieu (1977) dan Foucault (1979) berpendapat bahwa itu jauh lebih mudah untuk mengontrol pikiran orang daripada mencoba untuk mengendalikan tubuh mereka.

5. Cultural Imperialism
Mengacu pada penyebaran satu budaya dengan mengorbankan orang lain biasanya karena pengaruh ekonomi atau politik diferensial. Sementara media massa dan teknologi yang terkait telah berkontribusi terhadap erosi budaya lokal, mereka semakin sering digunakan sebagai media difusi luar budaya lokal (misalnya, televisi di Brasil).

6. Making and Remaking Culture
Sebuah teks didefinisikan sebagai sesuatu yang kreatif membaca, diinterpretasikan, dan ditugaskan makna oleh setiap orang yang menerimanya. Pembaca teks semua berasal makna dan perasaan yang mungkin berbeda dari apa yang pencipta teks dimaksudkan mereka sendiri. Pembacaan hegemonik mengacu pada membaca atau makna bahwa pencipta teks dimaksudkan.

7. Popular Culture
Budaya populer dapat digunakan untuk mengekspresikan perlawanan. Bentuk-bentuk budaya diekspor dari satu budaya ke yang lain tidak selalu membawa arti yang sama dari bekas konteks ke konteks yang terakhir. Interpretasi film Aborigin, Rambo, menunjukkan bahwa makna dapat dihasilkan dari teks, bukan dengan teks. Analisis Appadurai tentang pribumisasi Filipina dari beberapa bentuk musik Amerika menunjukkan keunikan dari bentuk indigenized.

8. A World System of Images
Media massa dapat menyebarkan dan menciptakan identitas nasional dan etnis. Studi lintas budaya menunjukkan bahwa acara televisi yang lebih disukai adalah yang impor, dari luar negeri. Media massa memainkan peran penting dalam mempertahankan identitas etnis dan nasional di kalangan orang-orang yang menjalani kehidupan transnasional.

9. Transnational Culture
Seperti media massa, arus modal telah menjadi desentralisasi, membawa pengaruh budaya dari berbagai sumber (misalnya, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Kanada, Jerman, Belanda). Buruh migran juga berkontribusi terhadap difusi budaya.

10. Postmodernism
Picture 4. Postmodernism
Postmoderism menjelaskan waktu dan situasi-hari ini dunia dalam fluks, orang-orang ini pada langkah yang telah belajar untuk mengelola beberapa identitas tergantung pada tempat dan konteks. Postmodern merujuk runtuh pembedaan tua, aturan, kanon, dan sejenisnya.
Globalisasi mengacu pada meningkatnya keterhubungan dunia dan rakyatnya. Dengan keterhubungan ini, bagaimanapun, datang basis baru untuk identitas (misalnya, identitas Panindian tumbuh di antara suku-suku yang berbeda sebelumnya).


References
Kottak, Conrad Philip. (2013). Cultural anthropology: appreciating cultural diversity. 15th Edition. New York: McGraw Hill.

Disaring dari power point Binus Maya pertemuan ke 12 (01 Juni 2015)

Disaring dari Postmodernism Philosophy (01 Juni 2015)
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1077292/postmodernism

Globalization, Technology, Mass Media, and Social Change

0 comments
A. Globalization, Technology, and Social Change

1. Theories of Social Change

1.1. Evolutionary Theory
Memandang masyarakat bergerak ke arah tertentu, umumnya maju ke tingkat yang lebih tinggi. Comte melihat masyarakat bergerak maju dalam pemikiran mereka dari mitologi dengan metode ilmiah. Sedangkan Durkheim mempertahankan perkembangan masyarakat dari yang sederhana sampai bentuk yang lebih kompleks.

1.2. Functionalist Theory
Berfokus pada apa yang memelihara sistem tersebut bukan apa perubahannya. Menurut equilibrium model, perubahan yang terjadi di salah satu bagian masyarakat harus ada penyesuaian di bagian yang lainnya. 4 Proses perubahan sosial menurut Parson diantaranya adalah diferensiasi, peningkatan adaptif, pencantuman dan nilai generalisasi.

1.3. Conflict Theory
Perubahan diperlukan untuk memperbaiki ketidakadilan sosial dan ketidaksetaraan.

2. Resistance to Social Change

2.1. Economic & Cultural Factors
Upaya untuk mempromosikan perubahan sosial cenderung untuk bertemu dengan resistensi.
Vested Interests: orang atau kelompok yang akan menderita jika terjadi perubahan sosial.
Culture Lag: periode ketidakmampuan ketika kebudayaan nonmaterial masih berjuang untuk beradaptasi dengan kondisi materi baru.
Luddites: menanggapi Revolusi Industri, beberapa kelompok menggerebek pabrik dan menghancurkan mesin.

3. Technology and the Future
Informasi tentang bagaimana menggunakan sumber-sumber materi lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia.
Genetic Engineering: rekayasa genetika dapat memungkinkan untuk mengubah hewan dan perilaku manusia. Perdebatan tentang rekayasa genetika meningkat ketika para ilmuwan di Skotlandia mengkloning seekor domba.

4. Social Policy & Social Change
Transnationals
Imigran yang mempertahankan beberapa hubungan sosial yang menghubungkan masyarakat asal mereka dengan masyarakat pemukiman.

Sociological Insights

  • Teknologi baru mempercepat gerakan transnasional pekerja.
  • Fungsionalis melihat aliran bebas imigran sebagai jalan bagi ekonomi untuk memaksimalkan penggunaan tenaga kerja manusia.
  • Teori konflik mengklaim globalisasi meningkatkan jurang ekonomi antara negara maju dan berkembang.


Policy Initiatives

  • Organisasi Buruh Internasional mengeluh bahwa globalisasi adalah mengungkap sistem kesejahteraan sosial di negara-negara.
  • Voting kelayakan tergantung pada negara.
  • Sikap umum masyarakat terhadap imigran ilegal tetap bermusuhan terutama di AS. 



B. The Mass Media

1. Sociological Perspectives of the Media

1.1. Functionalist View
Media yang mensosialisasikan manusia, menegakkan norma-norma sosial, memberikan status, mempromosikan konsumsi, menjauhkan informasi tentang lingkungan kita, dan dapat bertindak sebagai narkotika. Media juga meningkatkan kohesi sosial dengan menyajikan pandangan umum budaya. Memberikan pengalaman kolektif bagi anggota masyarakat. Selain itu, media juga digunakan sebagai iklan yang mendukung ekonomi, menyediakan informasi dan polis biaya media.

1.2. Conflict View
Menekankan bahwa media mencerminkan dan bahkan memperburuk banyak divisi masyarakat kita dan dunia, termasuk gender, ras, etnis, dan kelas sosial.
Gate keeping: bagaimana materi harus melakukan perjalanan melalui serangkaian pos pemeriksaan sebelum mencapai publik.
Dominant Ideology: sekelompok keyakinan dan praktik budaya yang membantu untuk mempertahankan kepentingan sosial, ekonomi, dan politik yang kuat. Media massa berfungsi untuk mempertahankan hak-hak istimewa kelompok tertentu.
Stereotypes: generalisasi tidak dapat diandalkan tentang semua anggota kelompok yang tidak mengakui perbedaan individu dalam kelompok.

1.3. Feminist View
Feminis berbagi pandangan teori konflik bahwa stereotype media massa dan menggambarkan realitas sosial. Wanita umumnya kurang diwakili dan mengabdikan pandangan stereotype gender serta penekanan peran seks traditional dan menormalkan kekerasan terhadap perempuan.

1.4. Interactionist View
Tertarik pada pemahaman bersama dari perilaku sehari-hari. Pemeriksaan media pada tingkat mikro untuk melihat bagaimana mereka membentuk perilaku sosial sehari-hari. Para sarjana semakin menunjukkan media massa sebagai sumber aktivitas harian terbesar. 

2. Audience
Media massa dibedakan dari lembaga-lembaga sosial lainnya dengan kehadiran penonton yang diperlukan.

The segmented audience
Peran penonton sebagai pemimpin opini atau pendapat mengintrik para peneliti sosial. Seorang opinion leader adalah seseorang yang melalui hari-hari, kontak pribadi dan komunikasi, mempengaruhi pendapat dan keputusan orang lain. Perilaku respon audience atau penonton sering dipengaruhi oleh karakteristik sosial seperti kependudukan, ras, pendidikan dan penghasilan.

The Media Industry
Media Concentration: Segenggam perusahaan multinasional mendominasi industri penerbitan, penyiaran, dan industri perfilman.

The Media’s Global Reach
Telah memulai menciptakan desa global dalam hal komunikasi. Internet merupakan kunci dari mencipakan jaringan global.

3. Social Policy & Mass Media

Media Violence
Efek dari film dan acara TV yang mengandung kekerasan terhadap penontonnya. Apakah menonton media massa yang mengandung kekerasan menyebabkan seseorang berperilaku berbeda?

Sociological Insights
meskipun penonton tidak menjadi kasar atau penuh dengan kekerasan karena menonton hal-hal yang mengandung hal tersebut, kemungkinan terjadinya desensitisasi. Menurut teori konflik dan feminis, para korban dalam citra kekerasan biasanya wanita, anak-anak, miskin, merupakan ras minoritas, warga negara asing atau memiliki cacat fisik. Sedangkan para interaksionis tertarik untuk mencari tahu apakah kekerasan di media dapat menjadi naskah atau dasar untuk perilaku kehidupan nyata.

Policy Initiatives
para pembuat kebijakan menanggapi hubungan antara kekerasan yang digambarkan dalam media dan agresi kehidupan nyata sebagai pernyataan publik untuk dukungan konten yang tidak mengandung kekerasan dan beroritentasi kekeluargaan. 



References:
- Power Point Binus Maya: Globalization, Technology, Mass Media & Social Change
- Disaring dari Mass Media & Social Movements http://www.globalresearch.ca/mass-media-and-social-movements/8761 (28/05/2014)

Human Social Problems: Deviance, Crime, Social Control, and Global Inequality

0 comments
1. Deviance (perilaku menyimpang)
Deviance adalah perilaku yang melanggar standar perilaku atau harapan dari kelompok atau masyarakat. Melibatkan pelanggaran norma kelompok yang mungkin di formalkan ke dalam hukum.
Stigma: label yang digunakan oleh masyarakat untuk mendevaluasi anggota kelompok sosial tertentu (Goffman).
Picture 1. Deviance

2. Social Control
Teknik dan strategi yang digunakan untuk mencegah perilaku manusia yang menyimpang dalam suatu masyarakat. Kontrol sosial bisa dalam bentuk dari keluarga, teman sebaya, sekolah, perusahaan atau pemerintahan.
Macam-macam kontrol sosial:
  • Sanksi: hukuman atau penghargaan untuk seseorang yang berperilaku yang menyangkut norma sosial.
  • Fungsionalis: orang harus menghormati norma-norma sosial jika ada kelompok atau masyarakat adalah untuk bertahan hidup.
  • Teori konflik: masyarakat yang berfungsi secara sukses dengan konsisten menguntungkan kekuatan terhadap kelemahan kelompok lain.
  • Conformity: mengikuti gaya/perilaku teman sebaya agar terlihat sama/serupa.
  • Obedience: kepatuhan terhadpa otoritas yang lebih tinggi dalam struktur hirarkis.
  • The Mailgram Experiment: seorang eksperimenter yang menginstruksi orang-orang untuk memberikan kejutan listrik yang menyakitkan kepada subjectnya.

2.1. Informal & Formal Social Control
  • Informal social control digunakan untuk menegakkan norma-norma yang ringan.
  • Formal Social Control dilaksanakan oleh agen resmi.

3. Law & Society
Beberapa norma sangat penting bagi masyarakat sampai diformalkan dalam undang-undang.
  • Law: lembaga kontrol sosial dari pemerintahan.
  • Control Theory: koneksi yang diarahkan secara sistematis sesuai dengan norma dalam masyarakat.

4. Sociological Perspectives on Deviance

4.1. Perspektif Fungsionalis

Durkheim’s Legacy
Hukuman didirakan dengan bantuan kebudayaan yang menjelaskan perilaku mana yang diterima dan berkontribusi untuk menstabilitaskan.
Anomie: Kehilangan arah terasa di masyarakat ketika kontrol sosial dari perilaku individu telah menjadi tidak efektif.

Merton’s Theory of Deviance
Anomie Theory of Deviance: bagaimana orang beradaptasi dengan cara tertentu secara sesuai atau menyimpang dari harapan budaya.

Cultural Transmission Theory
Cultural transmission adalah bagaimana manusia belajar untuk berperilaku dalam situasi sosial, secara benar atau tidak benar. Sedangkan Differential Association adalah proses di mana paparan sikap yang menguntungkan untuk tindak pidana mengarah pada pelanggaran aturan.

4.2. Perspektif Interaksionis
  • Social Disorganization Theory: peningkatan kejahatan dan penyimpangan dikaitkan dengan kerusakan hubungan komunal dan lembaga-lembaga sosial atau blame the victim.
  • Labelling Theory: upaya untuk menjelaskan mengapa beberapa orang dipandang sebagai deviants sementara yang lain tidak; juga dikenal sebagai pendekatan sosial-reaksi.
  • Labelling & Sexual Deviance: definisi dari perilaku seksual yang menyimpang sifatnya bervariasi dari waktu ke waktu dan kebudayaan. Definisi penyimpangan sexual berubah dari setiap generasi.
  • Societal-Reaction Approach: respon terhadap suatu tindakan bukan perilakunya yang menentukan penyimpangan.
  • Social Constructionist Perspective: penyimpangan merupakan hasil dari kebudayaan kita.
  • Conflict Theory: orang-orang yang mempunyai kekuasaan melindungi ketertarikan mereka dan mendefinisikan penyimpangan sesuai dengan pemenuhan kebutuhan mereka.
  • Differential Justice: perbedaan cara kontrol sosial yang dilakukan pada tiap-tiap kelompok yang berbeda.

4.3. Perspektif Feminist
Adler dan Chesney-Lind berpendapat pendekatan yang ada untuk penyimpangan dan kejahatan yang dikembangkan dengan laki-laki dalam pikiran. Pandangan budaya dan sikap terhadap perempuan mempengaruhi bagaimana mereka dianggap dan diberi label.

5. Crime
Picture 2. Crime

Pelanggaran hukum pidana dimana beberapa otoritas pemerintah menerapkan hukuman yang resmi atau formal.
Contoh: pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, serangan, penggarongan, pencurian, pencurian kendaaraan bermotor atau pembakaran.

5.1. Types of Crime
Sosiolog mengklasifikasikan kejahatan dalam hal bagaimana mereka berkomitmen dan bagaimana masyarakat memandang pelanggaran.
  • Victimless Crimes: pertukaran yang dilakukan antara orang dewasa secara luas yang diinginkan tetapi ilegal, meliputi barang dan jasa.
  • Professional Crime: kriminal yang profesional merupakan orang yang mengejar kejatahan sebagai pekerjaan sehar-hari.
  • Organized Crime: kelompok yang mengatur hubungan antara berbagai perusahaan kriminal yang terlibat dalam kegiatan yang ilegal. 
  • White Collar Crime: tindakan ilegal yang dilakukan dalam rangka kegiatan bisnis.
  • Computer Crime: penggunaan teknologi tinggi untuk melakukan penggelapan atau penipuan elektronik.
  • Corporate Crime: setiap tindakan oleh perusahaan yang dihukum oleh pemerintah.
  • Hate Crimes: pelaku termotivasi untuk memilih korban berdasarkan ras, etnis, agama, atau beberapa karakteristik pribadi, dan kebencian mendorong pelaku untuk melakukan kejahatan.
  • Transnational Crime: kejahatan yang terjadi di beberapa perbatasan nasional. 

6. Global Inequality
Ketimpangan merupakan penentu perilaku manusia yang signifikan. Stratifikasi sistem dunia sifatnya sangat kontras antara negara-negara industri dan berkembang.
Picture 3. Global Inequality

6.1. The Legacy of Colonialism
  • Kolonialisme: kekuatan asing mempertahankan dominasi politik, sosial, ekonomi, dan budaya untuk jangka.
  • Neokolonialisme: ketergantungan yang berkelanjutan antara negara-negara yang lebih maju untuk managerial dan keahlian teknis oleh mantan koloni.
  • Wallerstein’s World System Analysis: hubungan ekonomi dan politik yang tidak merata dimana negara-negara industri tertentu dan perusahaan global mereka mendominasi inti dari sistem ekonomi dunia.
  • Globalisasi: integrasi di seluruh dunia dari kebijakan pemerintah, budaya, gerakan sosial, dan pasar keuangan melalui perdagangan dan pertukaran ide. 

6.2. Multinational Corporations
Organisasi komersial yang berkantor pusat di suatu negara, tetapi melakukan bisnis di seluruh dunia.

Pandangan Fungsionalist
Perusahaan multinasional dapat membantu negara-negara berkembang dalam bentuk pekerjaan dan industri, keuntungan maksimum dari teknologi dan pengurangan biaya yang meningkatkan keuntungan, serta membuat negara lebih saling tergantung dan menghindari konflik.

Pandangan Konflik
Perusahaan multinasional mengeksploitasi pekerja lokal untuk memaksimalkan keuntungan. Investasi oleh perusahaan multinasional awalnya memberikan kontribusi untuk menjadi tuan kekayaan bangsa. Akhirnya meningkatkan kesenjangan ekonomi di negara-negara berkembang.

6.3. Modernization
Proses melalui negara peripheral yang bergerak dari lembaga tradisional untuk karateristik orang-orang dari masyarakat yang lebih maju. Modernization Theory: fungsionalis melihat bahwa modernisasi dan pembangunan secara bertahap akan meningkatkan kesejahteraan kehidupan orang-orang di negara berkembang.



References
Power Point Binus Maya: Human Social Problems; Deviance, Crime, Social Control & Global Inequality

Disaring dari The Legacy of Colonialism http://www.socialwatch.org/node/10748 (13/05/2015)

Human Life Domains 2: Education, Health, Environment

0 comments
1. Education

Picture 1. Education
1.1. Sociological Perspectives on Education

Pandangan Fungsionalis
- Fungsi manifest meliputi transmisi pengetahuan dan penganugerahan status.
- Fungsi latent meliputi: (1) Mengirimkan budaya seperti mengekspose kaum muda untuk keyakinan yang ada, norma dan nilai-nilai budaya mereka. (2) Mempromosikan integrasi sosial dan politik seperti identitas umum & integrasi sosial dipupuk oleh pendidikan yang berkontribusi terhadap stabilitas sosial dan konsensus. (3) Mempertahankan kontrol sosial misalkan sekolah mengajarkan siswa agar tepat waktu, disiplin, ada penjadwalan dan kebiasaan kerja yang bertanggung jawab serta bagaimana bernegoisasi melalui organisasi birokrasi. (4) Menjabat sebagai agen perubahan: sekolah berfungsi sebagai pertemuan tanah di mana orang dapat berbagi keyakinan yang khas.

Pandangan Konflik
Pendidikan merupakan instrumen dominasi yang elite. Sekolah mensosialisasikan siswa ke dalam nilai-nilai yang telah ditentukan oleh yang berkuasa.
- The Hidden Curriculum: standar perilaku yang dianggap tepat oleh masyarakat diajarkan di sekolah.
- Credentialism: peningkatan tingkat terendah pendidikan yang dibutuhkan untuk memasuki lapangan.
- Bestowal of Status: sekolah cenderung untuk melestarikan kesenjangan kelas sosial di setiap generasi baru.
- Correspondence Principle: sekolah mempromosikan nilai-nilai yang diharapkan dari individu dalam setiap kelas sosial dan mengabadikan pembagian kelas sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Pandangan Interaksionis
Pelabelan dan self-fulfilling menyarankan apabila kita memperlakukan orang dengan cara tertentu, mereka mungkin akan memenuhi harapan-harapan kita.
Teacher-Expectation Effect: dampak harapan guru dan peran besar mereka pada prestasi siswa.

1.2. Schools as Formal Organizations

Bureaucratization of Schools: 5 Characteristics
  1. Pembagian kerja
  2. Hirarki kewenangan
  3. Aturan dan peraturan tertulis
  4. Sifat umum
  5. Kerja berdasarkan kualifikasi teknis

Teachers: Employees & Instructors
Tugas-tugas akademik guru menjadi lebih khusus karena masih harus mengontrol tatanan sosial. 20% guru baru berhenti dalam waktu tiga tahun. Hanya beberapa siswa yang memilih mengajar sebagai karir karena dianggap berpenghasilan rendah.

Homeschooling
Lebih dari 1,6 juta anak-anak belajar dirumah. Hal ini merupakan alternatif yang baik untuk anak-anak dengan ADHD & LD.

2. Health
Picture 2. Health
2.1. Sociological Perspectives on Health & Illness
Menyatakan keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial yang terbebas dari penyakit dan kecacatan. Kesehatan adalah hasil konstruksi sosial.

Pendekatan Fungsionalis
Keadaan seseorang yang sedang sakit tetap harus dikontrol agar mereka tidak terlepas dari tanggung jawab sosialnya.
Sick role: harapan masyarakat tentang sikap dan perilaku seseorang yang dipandang sedang sakit.

Pendekatan Konflik
Medicalization of society: tumbuh peran obat sebagai lembaga utama kontrol sosial. Sangat diperluas dan domain pada keahlian. Permasalahan dilihat menggunakan model medis serta mempertahankan yurisdiksi dibandingkan perawatan kesehatan.

Pendekatan Interaksionis
Studi peran dimainkan oleh profesional dan pasien-pasien dari perawatan kesehatan. Menegaskan pada pasien bahwa mereka mungkin memainkan peran kesehatan yang positif atau negative.

Pendekatan Labelling
Homosexuality merupakan suatu contoh bentuk dari labelling.

2.2. Social Epidemiology & Health
  • Social Epidemiology: studi tentang distribusi penyakit, gangguan, dan status kesehatan umum di seluruh populasi.
  • Incidence: jumlah kasus baru mengenai gangguan yang spesifik yang terjadi di suatu populasi tertentu dan biasanya berlangsung selama periode waktu yang dinyatakan, biasanya selama setahun.
  • Prevalensi: jumlah kasus gangguan spesifik yang ada pada waktu tertentu.
  • Morbidity rates: insiden penyakit disajikan dalam bentuk tingkatan atau laporan kuantitatif dari setiap 100.000 orang.
  • Mortality rate: insiden kematian pada populasi tertentu.

2.3. Gender
Wanita mengalami prevalensi yang lebih tinggi dari banyak penyakit, tetapi cenderung hidup lebih lama.

Faktor-faktor
  1. Tingkatan yang lebih rendah dalam merokok dan konsumsi alkohol.
  2. Tingkatan yang lebih rendah dalam bentuk pekerjaan yang berbahaya.
  3. Perempuan lebih giat dalam mencari pengobatan.

2.4. Physicians, Nurses & Patients
Dokter memiliki posisi yang lebih dominan dibading pasien dan perawat. Hal tersebut menyebabkan kemungkinan terjadinya kekasaran antara dokter-pasien, publisitas mengenai malpraktek dan biaya medis yang lebih tinggi karena ketegangan hubungan, interaksi yang dikontrol oleh perawat, dan pasien dapat berpaling kepada media untuk informasi kesehatan.
Holistic medicine: terapi dimana praktek kesehatan mempertimbangkan fisik, karateristik mental, emosional dan spiritual seseorang.

2.5. Mental Illness in the US
Medical illness: gangguan otak yang mengganggu pemikiran seseorang, perasaan, dan kemampuan untuk berinteraksi satu dengan yang lain.

Kekurangan dari sistem kesehatan mental US
Persiapan yang kurang baik dalam mendeteksi masalah kesehatan mental.
Layanan kesehatan mental terbatas.
Stigma menghabat orang untuk mencari bantuan.

2.6. Theoretical Models of Mental Disorders
  • Medical model: penyakit mental yang berasal dari faktor biologis dan dapat diobati dengan intervensi medis.
  • Labelling theory: penyakit mental bukan merupakan “penyakit” karena masalah individu timbul dari kehidupannya dalam masyarakat. 

3. Sociological Perspectives on the Environment
Lingkungan tempat dimana manusia tinggal memberikan efek terhadap kesehatan mereka. Meningkatnya populasi dan berkembangnya ekonomi memiliki konsekuensi lingkungan yang serius.
Picture 3. Globalization
3.1. Human Ecology
Merupakan hubungan timbal balik antara manusia dan pengaturan tata ruang dan lingkungan fisik. Menekankan trade-off yang melekat dalam setiap keputusan yang mengubah lingkungan. Kebijakan pemerintah dan lingkungan harus menentukan bagaimana memenuhi kebutuhan manusia yang mendesak dan menjaga lingkungan di saat yang bersamaan.
  • Pandangan Konflik Mengenai Lingkungan: sumber daya negara-negara berkembang didistribusikan ke negara-negara industri inti.
  • Ecological Modernization: praktek lingkungan yang menguntungkan dengan kepentingan ekonomis melalui adaptasi konstan dan restrukturisasi.
  • Environmental Justice: tuntutan hukum bahwa ras minoritas secara tidak proporsional terkena bahaya lingkungan.

3.2. The Impact of Globalization
Globalisasi bisa baik dan bisa juga buruk bagi lingkungan.
  • Industrialisasi meningkatan polusi.
  • Perusahaan multinasional memiliki insentif untuk hati-hati mempertimbangkan biaya sumber daya alam.
  • Pengungsi lingkungan adalah salah satu refleksi dan interaksi antara globalisasi dan lingkungan. 

3.3. Environmentalism

Applying Sociology
  • Organisasi lingkungan yang paling berkuasa didominasi oleh kulit putih, laki-laki dan orang yang kaya.
  • Perspektif konflik: organisasi besar menerima dana dari perusahaan-perusahaan yang kuat termasuk minyak dan perusahaan-perusahaan kimia.
  • Gerakan lingkungan menimbulkan perlawanan.

Initiating Policy
  • Krisis ekonomi pada tahun 2008.
  • Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
  • Didirikan dana untuk menciptakan lapangan pekerjaan green-collar.
  • Orang-orang mulai mengabaikan isu-isu lingkungan. 



References:
- Power Point Binus Maya: Human Life Domains 2; Education, Health, Environment

- Disaring dari Education - http://en.wikipedia.org/wiki/Education (12/05/2015)

Human Life Domains 1: Economy, Work, Politics, and The Modern World System

0 comments
1. Economy & Work

  • Fair Trade: konsumen secara sukarela membayar harga yang lebih untuk makanan tertentu sehingga pekerja akan mendapat penghasilan lebih tinggi.
  • Cultural Relativism: melihat pekerja asing dan pemilik pabrik dari perspektif budaya mereka sendiri. 


1.1. Economic System
Lembaga sosial di mana barang dan jasa diproduksi, didistribusikan, dan dikonsumsi.

  • Industrial Society: masyarakat yang bergantung pada mekanisasi untuk memproduksi barang dan jasanya.
  • Capitalism: sistem ekonomi dimana sebagian besar produksi dilakukan di tangan swasta.
  • Socialism: sebagian besar produksi dan distribusi dimiliki secara kolektif bukan pribadi.
  • Communism: sistem ekonomi dimana semua properti komunal dimiliki dan tidak ada perbedaan sosial yang dibuat atas dasar kemampuan orang yang menghasilkan.



2. Work & Alienation
Pandangan Marx: kemajuan industri dalam masyarakat kapitalis berhubungan dengan biaya pekerjaan dan pekerjaan mereka. 
Alienation: kondisi kerenggangan atau pemisahan dari masyarakat sekitarnya.

2.1. Faktor-faktor dalam kepuasan bekerja
  • Upah yang lebih tinggi.
  • Minggu kerja yang lebih pendek.
  • Hubungan yang positif dengan rekan kerja. 

2.2. Deindustrialization
Merupakan sistematis, penarikan yang luas dari investasi dalam aspek dasar produktivitas. 

2.3. Offshoring
Merupakan proses mentransfer jenis pekerjaan kepada kontraktor asing.

2.4. Microfinancing
Merupakan peminjaman sejumlah kecil uang kepada orang miskin sehingga mereka dapat bekerja demi keluar dari kemiskinan


3. Sociology: Government & Politics

3.1. Power and Authority
Power merupakan kemampuan untuk melaksanakan kehendak seseorang atas orang lain.

3.2. Sumber kekuasaan dalam sistem politik
  • Force:  pemaksaan secara aktual atau mengancam untuk menjatuhkan status politik seseorang.
  • Influence: pelaksanaan kekuasaan melalui proses persuasi.

3.3. Jenis-jenis authority
  • Authority: kekuasaan yang dilembagakan dan diakui oleh orang-orang atas siapa kekuasaan tersebut dilaksanakan.
  • Traditional authority: kekuasaan yang sah yang diberikan oleh adat dan diterima praktek.
  • Legal-Rational Authority: kekuasaan dibuat secara sah oleh hukum.
  • Charismatic Authority: kekuasaan dibuat secara sah oleh daya tarik pribadi atau emosional pemimpin terhadap para pengikutnya. 

3.4. Jenis-jenis pemerintahan
  • Monarchy: bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh anggota tunggal dari keluarga kerajaan.
  • Oligarchy: bentuk pemerintahan di mana beberapa individu memerintah
  • Dictactorship: pemerintah di mana satu orang memiliki hampir total daya untuk membuat dan menegakkan hukum.
  • Totalitarianism: melibatkan kontrol pemerintah hampir lengkap dan pengawasan atas semua aspek dari masyarakat hidup sosial dan politik.
  • Democracy: pemerintahan oleh masyarakatnya. Demokrasi perwakilan merupakan keadaan ketika para anggota legislatif yang terpilih membuat undang-undang atau hukum. 

3.5. Models of Power Structure in the US
  • Power Elite Models
- Mills’s: penguasa elit kecil pemimpin militer, industri, dan pemerintah. Kekuasaan ada di beberapa tangan di dalam dan di luar pemerintahan. 
- Domhoff’s: menekankan peran yang dimainkan oleh masyarakat elit perusahaan dan pemimpin organisasi kebijakan formasi.
  • Pluralist Model
Merupakan persaingan kelompok dalam masyarakat yang mempunyai akses ke pemerintahan, sehingga tidak ada kelompok tunggal yang dapat mendominasi.

3.6. War & Peace
Studi pandangan global menekankan pada bagaimana dan mengapa negara dapat terlibat dalam konflik militer. Pandangan negara-bangsa menenkankan interaksi kekuatan politik, sosial ekonomi, dan budaya internal. Sedangkan pandangan mikro berfokus pada dampak sosial dari perang terhadap individu dan kelompok asal mereka.
  • Terrorism: penggunaan atau ancaman kekerasan terhadap sasaran acak atau simbolis dalam mengejar tujuan politik. 

3.7. Social Policy & the Government

Campaign Financing
- Menurut pandangan sosiologis:
  • Fungsionalis mengatakan bahwa kontribusi politik menjaga masyarakat agar terlibat dalam proses demokrasi.
  • Teori konflik melawan bahwa uang membawa pengaruh, dan kekayaan materi memungkinkan donor untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah.


4. Political Systems

4.1. Typology
Pada tahun 1962, Elman Service mengembangkan typology dari organisasi politik:

  • Band adalah kelompok berbasis kin kecil yang ditemukan di antara pemburu.
  • Suku berhubungan dengan produksi pangan non-intensif dan memiliki desa dan / atau kelompok keturunan, tetapi tidak memiliki pemerintah formal dan kelas sosial.
  • Tatanan politik dalam band dan suku bukan lembaga yang berbeda, tetapi tertanam dalam tatanan sosial secara keseluruhan.
  • Chiefdom adalah bentuk organisasi sosial-politik yang menengah antara suku dan negara, masih berbasis-kin, tetapi dicirikan oleh struktur politik permanen dengan beberapa tingkat akses yang berbeda terhadap sumber daya dan struktur politik.
  • Negara ini ditandai oleh pemerintah formal dan kelas sosial.

4.2. Sociopolitical Types & Economy
Korelasi atau hubungan antara ekonomi dengan organisasi sosial-politik:
  • Pemburu cenderung memiliki organisasi pita.
  • Bercocok tanam dan penggembala cenderung memiliki organisasi kesukuan.
  • Petani cenderung memiliki baik chiefdom tingkat atau organisasi tingkat negara bagian.

4.3. Foraging Bands
Dalam masyarakat pemburu, hanya ada dua kelompok sosial yang signifikan yaitu keluarga inti dan band. Jaringan kekerabatan, baik yang nyata maupun fiktif, diciptakan dan dipelihara melalui pernikahan, perdagangan dan mengunjungi.

4.4. Tribal Cultivators
Suku biasanya memiliki ekonomi hortikultura atau pastoral dan diselenggarakan oleh kehidupan desa dan / atau keanggotaan keturunan kelompok. Kelas sosial dan pemerintahan formal tidak ditemukan di suku-suku. Perang dengan skala kecil atau perampokan antardesa sering ditemukan di dalam suku-suku.
Seperti kelompok pemburu, kelompok suku sifatnya juga egaliter:
  • Suku sering ditandai stratifikasi gender.
  • Status dalam suku-suku ini didasarkan pada usia, jenis kelamin, dan sifat-sifat pribadi dan kemampuan.
  • Bercocok tanam yang egaliter dan cenderung hidup di desa-desa kecil dengan kepadatan penduduk yang rendah.

4.5. The Vilage Head
Posisi kepala desa dicapai tapi datang dengan kewenangan yang sangat terbatas. Dia tidak bisa memaksa atau memaksa orang untuk melakukan hal-hal.  Dia hanya bisa membujuk, mendesak, dan mencoba untuk mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu. Kepala Desa bertindak sebagai mediator dalam perselisihan, tapi dia tidak memiliki wewenang untuk kembali keputusannya atau memaksakan hukuman.

4.6. The “Big Man”
Seorang pria besar seperti kepala desa, kecuali kekuasaannya regional, dan dia memiliki pengaruh lebih dari satu desa. Di dalam suku Kapauku, pria besar adalah satu-satunya tokoh politik diluar rumah tangga.

4.7. Segmentary Lineage Organization (SLO)
Didasarkan pada struktur keturunan-kelompok (biasanya patrilineal).

4.8. Pantribal Sodalities and Age Grades
Sodalities adalah organisasi non-kin berbasis yang dapat menghasilkan hubungan lintas-sosial. Organisasi ini didasarkan pada usia atau jenis kelamin yang sama. Beberapa sodalities terbatas pada satu desa. Sodalities rentang beberapa desa disebut pantribal sodalities. Pantribal sodalities cenderung ditemukan di daerah dimana dua atau lebih kebudayaan yang berbeda datang dan terjadi kontak yang reguler. 

4.9. Nomadic Politics
Para pengembara harus berinteraksi dengan berbagai kelompok, seperti kebanyakan masyarakat yang menetap. Kepala kuat biasanya ditemukan dalam kelompok-kelompok nomaden yang memiliki populasi yang besar (misalnya Basseri dan Qashqai Iran selatan).

4.10. Chiefdoms and States
Chiefdom adalah bentuk transisi organisasi sosial politik antara suku-suku dan negara. Chiefdom dan negara-negara sifatnya permanen, kantor mereka berdiri lebih lama daripada individu yang bekerja.
Dalam chiefdom, status sosial didasarkan pada senioritas keturunan. Semua orang di chiefdom yang diyakini berasal dari kelompok nenek moyang yang sama.

4.11. Social Stratification
Dimensi stratifikasi sosial menurut Weber:
  • Kekayaan atau status ekonomi.
  • Status politik berdasarkan kekuasaan.
  • Status sosial berdasarkan prestise.

4.12. Social Status in Archaic States
  • Lapisan superordinat adalah kelas elit atau lebih tinggi yang memiliki akses istimewa ke kekayaan, kekuasaan, dan sumber daya lainnya dihargai.
  • Bawahan strata adalah lebih rendah atau kelas kurang mampu.

4.13. States : Specialization
  • Population control: memperbaiki batas-batas, membangun kewarganegaraan, dan pengambilan sensus. Negara menggunakan pembagian administratif untuk mengendalikan populasi mereka.
  • Judiciary: hukum, prosedur hukum, dan hakim.
  • Enforcement: pasukan militer dan polisi permanen.
  • Fiscal: perpajakan.


5. The Modern World System
Sistem dunia adalah hasil dari saling ketergantungan meningkatnya budaya dan ekosistem yang dulunya relatif terisolasi oleh jarak dan batas-batas.

5.1. Capitalist World Economy
Atribut kapitalisme adalah orientasi ekonomi ke pasar dunia untuk keuntungan.

5.2. World System Theory
Wallerstein berpendapat bahwa perdagangan internasional telah menyebabkan terciptanya ekonomi dunia kapitalis di mana sistem sosial yang didasarkan pada kekayaan dan kekuasaan perbedaan melampaui individu negara.

5.3. Causes of Industrial Revolution
  • Revolusi Industri mengubah Eropa dari domestik (rumah kerajinan) sistem ke sistem industri kapitalis.
  • Industrialisasi awalnya memproduksi barang yang sudah banyak digunakan dan diminati (produk kapas, besi, dan tembikar).
  • Manufaktur bergeser dari rumah ke pabrik-pabrik di mana produksi adalah skala besar dan murah.
  • Industrialisasi berbahan bakar jenis baru pertumbuhan urban di mana pabrik-pabrik berkerumun bersama-sama di daerah di mana batubara dan tenaga kerja yang murah.

5.4. Industrial Stratification
Weber mengembangkan tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap stratifikasi sosial ekonomi yaitu kekayaan, kekuasaan dan prestise. 

5.5. Poverty on the Periphery
Dengan ekspansi kapitalisme ke pinggiran, sebagian besar pemilik tanah setempat telah mengungsi dari tanah mereka oleh pemilik tanah besar yang pada gilirannya mempekerjakan para pengungsi dengan upah rendah untuk menggarap tanah mereka pernah dimiliki. 

5.6. Open and Closed Class System
Ketidaksetaraan diformalkan telah mengambil banyak bentuk, seperti kasta, perbudakan, dan sistem kelas.

5.7. Vertical Mobility
  • Mobilitas vertikal mengacu pada perubahan atas atau ke bawah dalam status seseorang.
  • Mobilitas vertikal hanya ada dalam sistem kelas terbuka.
  • Sistem kelas terbuka yang lebih umum ditemukan di negara-negara modern daripada di negara-negara kuno.

5.8. The World System Today
Teori sistem dunia berpendapat bahwa kini keterkaitan dunia telah menghasilkan budaya global, dimana tren komplementer dan spesialisasi sedang diwujudkan di tingkat internasional.

5.9. Industrial Degradation
Revolusi Industri sangat mempercepat pencakupan dunia oleh negara-negara, semua tapi menghilangkan semua adaptasi budaya sebelumnya. Perluasan sistem dunia sering disertai dengan genosida, ethnocide, dan ecocide.



References:
Kottak, Conrad Philip. (2013). Cultural Anthropology: Appreciating Cultural Diversity. 15th Edition. New York: McGraw Hill.

Oligarchy (diakses 12 Mei 2015)
Wikipedia http://en.wikipedia.org/wiki/Oligarchy

Chamber of Commerce (diakses 12 Mei 2015) Wikipedia http://en.wikipedia.org/wiki/Chamber_of_commerce

Labor unions in the US (diakses 12 Mei 2015)
Wikipedia http://en.wikipedia.org/wiki/Labor_unions_in_the_United_States (18/04/2014).

Human Socialities: Socialization, Social Interaction, and Social Mobility

0 comments
1. Socialization
Picture 1. Quotes
1.1. The Role of Socialization
Interaksi hereditas dan lingkungan membentuk perkembangan manusia. Ada penelitian yang ingin melihat pengaruh hereditas menurut tes intelegensi terhadap anak kembar yang identik:
Ketika anak kembar tumbuh dan berkembang secara terpisah, tetapi masih di dalam pengaturan social yang sama, maka skor yang diperoleh akan sama. Sedangkan, ketika anak kembar dibesarkan secara terpisah dengan lingkungan social yang sangat berbeda, maka skor yang dihasilkan sangat berbeda.

1.2. The self and Socialization

Pendekatan Sosiologis terhadap diri sendiri
• Self: sebuah identitas yang berbeda yang membedakan satu individu dengan yang lainnya

• Cooley: Looking-Glass Self, sebuah istilah yang mengandung arti bahwa kita mengenal diri kita sendiri melalui interaksi dengan orang lain. Pandangan kita tentang diri sendiri berasal dari kontemplasi kualitas pribadi dan kesan kita atas bagaimana orang lain memandang kita.

• Mead: Stages of the Self
- Play stage: perkembangan kemampuan anak dalam berkomunikasi melalui hal-hal simbolik
- Game stage: anak yang berumur 8-9 tahun mempertimbangkan beberapa tugas yang sebenarnya dan hubungan simultan
- Preparatory stage: anak mengimitasi (menirukan) orang-orang di sekitarnya

Pendekatan Psikologis terhadap diri sendiri
• Mead: Stages of the Self
Dimana diri individu dimulai sebagai suatu hal yang istimewa dan mempunyai central position di dalam dunia seseorang. Semakin dewasa seseorang, maka kepribadian akan berubah dan mulai mencerminkan perhatian yang lebih besar terhadap orang lain.
- Simbol: gesture, objek, dan bahasa yang membentuk dasar komunikasi manusia
- Pengambilan peran: prosesmental dengan asumsi perspektif lain
- Generalized others: sikap, pandangan, dan harapan dari lingkungan social yang diperhitungkan anak secara keseluruhan
- Significant others : individu paling penting dalam pengembangan diri

• Goffman: Presentation of the Self
- Impression Management : individu belajar untuk mencondongkan presentasi atau penampilan diri untuk menciptakan penampilan yang khas dan unik demi memuaskan penonton.
- Face work : mempertahankan citra diri yang sesuai untuk melanjutkan interaksi sosial

• Freud
Menurut Freud, self adalah sebuah produk social, namun naluri impulsive yang salami konstan dengan kendala social. Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh orang lain, terutama dari orang tuanya.

• Piaget
Piaget menekankan tahap-tahap perkembangan manusia dan dibagi menjadi 4 tahap perkembangan kognitif anak. Kunci dari perkembangan seseorang (anak) adalah dari interaksi sosialnya.

1.3. Socialization and the Life Course
Pendekatan Life-course melihat lebih dekat kepada factor-faktor social yang mempengaruhi kehidupan individu. Kita akan menghadapi tantangan sosialisasi yang paling sulit pada masa-masa tua.

  • Rites of Passage: mendramatisir dan memvalidasi perubahan status seseorang
  • Anticipatory Socialization: proses sosialisasi dimana seseorang melatih pekerjaannya di masa depan dan hubungan sosialnya.
  • Resocialization: proses menyingkirkan pola perilaku yang lama dan menerima pola yang baru sebagai transisi kehidupan. 
  • Total Institution: institusi – penjara, militer, rumah sakit jiwa, atau biara yang mengatur semua aspek kehidupan dibawah otoritas
  • Degradation Ceremony: sebuah ritual dimana individu menjadi sekunder dan tidak terlihat menguasai dalam lingkungan sosialnya


1.4. Agents of Socialization
Picture 2. Agents of Socialization
  • Family: Peran keluarga adalah peran terpenting dalam mensosialisasikan anak ke lingkungannya. Gender Role: harapan tentang perilaku, sikap, serta kegiatan yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
  • School: mengajarkan anak tentang nilai dan kebiasaan masyarakat luas. Secara tradisional, mensosialisasikan anak ke peran gender yang konvensional
  • Peer Group: semakin anak-anak bertambah dewasa, teman sebaya akan menjadi sesuatu yang sangat berperan.
  • Media massa dan teknologi: teknologi mensosialisasi keluarga kepada multitasking sebagai norma sosial
  • Workplace: Belajar untuk berperilaku yang tepat dalam pekerjaan adalah aspek fundamental sosialisasi suatu individu, Di tempat kerja, ada 4 tahap dalam bersosialisasi yaitu karir pilihan, sosialisasi antisipatif, conditioning, dan komitmen yang berkelanjutan.
  • Religion and State: Pemerintah dan organisasi keagamaan memberikan dampak dalam kehidupan manusia dalam memunculkan aturan. 


1.5. Social Policy and Socialization
Menurut wawasan sosiologis, kualitas pelayanan anak diluar rumah mencerminkan tingkat mikro analisis yang disukai oleh para interaksionis. Fungsionalis pelayanan anak dari perspektif analisis tingkat makro keluarga sebagai lembaga sosial. Biaya perawatan merupakan beban bagi keluarga kelas bawah. Pandangan feminis menimbulkan pertanyaan tentang status yang rendah dan upah pekerjaan perawat anak. Kebijakan mengenai perawatan anak diluar rumah bervariasi diseluruh dunia. Harus diputuskan bahwa perawatan anak yang diinginkan harus menentukan sejauh mana wajib pajak yang harus mensubsidi program tersebut.

2.Social Interaction
Interaksi social merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan berdasarkan norma dan nilai social yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Tanggapan kita terhadap perilaku seseorang didasarkan pada terkaitnya kita dengan tindakan mereka.

2.1. Elements of Social Structure

  • Status: mengacu pada salah satu posisi yang didefinisikan secara social dalam kelompok besar atau masyarakat.
  • Social Roles: sekelompok harapan bagi orang-orang yang menempati status yang diberikan.
  • Groups: sejumlah orang dengan norma-norma, nilai, dan harapan yang sama, serta mampu berinteraksi satu sama lain secara teratur.
  • Social Network: serangkaian hubungan social yang menghubungkan orang secara langsung dengan orang lain, dan secara tidak langsung menghubungkannya dengan orang yang lebih banyak lagi.
  • Social institutions: pola kepercayaan dan perilaku yang terorganisir dan berpusat kepada kebutuhan dasar social.
Picture 3. Social interaction
2.2. Social Structure in Global Perspective

• Durkheim
- Mechanical Solidarity: mengacu pada kesadaran kolektif yang menekankan solidaritas kelompok, menyiratkan bahwa semua individu melakukan tugas yang sama.
- Organic Solidarity: mengacu pada kesadaran kolektif yang bergantung pada kebutuhan yang dibutuhkan oleh anggota masyarakat. 

• Tönnie
- Gemeinschaft: komunitas kecil dimana anggotanya memiliki latar belakang dan pengalaman hidup yang sama
- Gesellschact: komunitas besar dimana anggotanya tidak mengenal satu sama lain dan tidak memiliki kesamaan dengan anggota lainnya.

• Lenski
memandang bahwa perubahan dalam masyarakat terjadi sesuai dengan pola evolusi sosiokultural. Pada zaman masyarakat pre-industri, ditrmukan Hunting-and-gathering society, dimana masyarakatnya bergantung kepada makanan dan serat apa saja yang tersedia. Sendangkan para masyarakat industry, tergantung kepada mekanisi yang memproduksi barang dan jasa mereka, 
Dalam masyarakat pasca-industri, system ekonomi bergerak terutama dalam pengolahan dan pengendalian formasi. Sedangkan dalam masyarakat pasca modern masyarakatnya bergantung pada teknologi yang canggih.

3. Social Mobility

3.1. Understanding Stratification
Systems of Stratification

  • Ascribed Status: posisi sosial yang ditugaskan ke orang tanpa memperhatikan karakteristik unik orang tersebut atau bakat.
  • Achieved Status: posisi sosial dicapai oleh orang terutama melalui upaya sendiri.
  • Slavery: bentuk paling ekstrim dari ketimpangan sosial yang dilegalisir.
  • Castes: sistem turun-temurun dari peringkat, biasanya agama didikte, yang cenderung tetap dan bergerak.
  • Estate System: berhubungan dengan masyarakat feodal pada Abad Pertengahan.

Social Classes
Class System: ranking social yang didasarkan pada posisi ekonomi yang dicapai dengan karakteristik yang mempengaruhi mobilitas social.
Rossides (1997) membedakan 5 kelas untuk menjelaskan system kelas di America:

  • Upper-class
  • Upper-middle class
  • Lower-middle class
  • Working class
  • Lower class

Perspectives on Stratification
Karl Marx mempunyai pandangan terhadap perbedaan system kelas. Dimana hubungan social tergantung pada siapa yang mengontrol primary mode of production.

  • Kapitalisme: system ekonomi dimana alat-alat produksi yang diadakan sebagian besar di tangan swasta dan intensif utama untuk kegiatan ekonomi untuk kegiatan ekonomi bersama.
  • Class consciousness: kesadaran subjektif dari kepentingan umum dan kebutuhan untuk aksi politik kolektif
  • False consciousness: sikap yang paling dipegang oleh anggota kelas yang secaraa kuat mencerminkan posisi tujuan mereka.

Pandangan Max Webber terhadap stratifikasi adalah tidak adanya karakteristik tunggal yang benar-benar mendefinisikan posisi seseorang dengan system stratifikasi.

  • Group status: orang yang memiliki prestige atau gaya hidup yang sama
  • Class: sekelompok orang yang memiliki level kekayaan dan pendapatan yang sama
  • Power: kemampuan untuk melakukan kehendak seseorang atas orang lain.


3.2. Stratification by Social Class
Mengukur kelas social dengan metode yang objektif dengan melihat kelas dengan kategori statistic yang didasarkan pada kedudukan, pendidikan, tempat tinggal, serta penghasilan.

  • Prestige: rasa hormat dan kagum pada kedudukan yang berlaku dalam masyarakat
  • Esteem: reputasi spesifik seseorang diperoleh dari sebuah pekerjaan.

Pendapatan mengacu pada aliran uang dari waktu ke waktu dalam bentuk tingkatan (per jam, per minggu atau per tahun. Pendapatan adalah apa yang orang terima melalui kerja, pensiun, atau kesejahteraan sosial sedangkan kekayaan adalah apa yang dimiliki oleh setiap orang. Maka dari itu, keduanya saling terkait, ketimpangan pendapatan saja tidak cukup untuk memahami kesenjangan ekonomi karena dua alasan:

  • Tidak secara akurat mencerimkan posisi ekonomi setiap individu.
  • Penghasilan tidak menggambarkan beratnya ketimpangan keuangan di Amerika Serikat.

Proverty

  • Absolute Poverty: tingkat minimum subsistensi bahwa tidak ada keluarga yang harus hidup di bawah.
  • Relative Poverty: standard mengambang karena masyarakat bawah yang dinilai sebagai yang dirugikan dibandingkan dengan bangsa secara keseluruhan.

Orang yang miskin bukan berasal dari kelas sosial statis. Menurut Gans, kemiskinan dan miskin memenuhi fungsi positif bagi banyak kelompok non miskin.

3.3. Social Mobility
mobilitas social adalah gerakan individu atau kelompok dari suatu posisi dalam system stratifikasi masyarakat yang lain.

  • Open system: posisi setiap individu dipengaruhi oleh posisi yang dicapai seseorang
  • Closed system: memungkinkan sedikit atau tidak adanya kemungkinan bergerak naik 

Tipe mobilitas social

  • Mobilitas horixontal: gerakan dalam kisaran yang sama (prestige)
  • Mobilitas vertical: perpindaham dari satu posisi ke posisi lain dari penampilan yang berbeda
  • Mobilitas intragenerasional: perubahan posisi social dalam kehidupan dewasa seseorang.

Mobilitas social di America melibatkan mobilitas kerja yang berdampak pada pendidikan, ras, etnis, dan gender.

3.4. Social Policy and Stratification
Berikut adalah beberapa kebijakan dari pemerintahan Amerika untuk mengatasi pendapatan dan membantu rumah tangga miskin:

  • Pajak penghasilan progresif: orang dengan pendapatan lebih tinggi pada tingkat yang lebih tinggi. 
  • Program bantuan publik: asuransi pengangguran, program kesejahteraan federal dan medicare tetapi jaminan sosial tidak termasuk.
  • Program pembangunan ekonomi: program federal yang membantu keuangan minoritas dan pengusaha-pengusaha wanita atau bisnis kecil. Mereka membantu memperbaiki ketidakseimbangan yang diciptakan oleh diskriminasi pekerjaan di masa lalu.
  • Mengelola perekonomian: pemerintah federal menerapkan kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan lapangan kerja penuh serta inflasi yang rendah.




References:
bahan disarikan dari pertemuan ke-7, diunduh di www.binusmaya.ac.id pada hari Jumat, 24 April 2015
Wealth and Poverty; What's the Government's Role? http://www.infoplease.com/cig/economics/government-role.html  diakses tanggal 24 April 2015