Dalam logika,
dikenal istilah strategems atau fallacies, yakni kesalahan argumentasi karena
kerancuan menggunakan bahasa atau kekeliruan berpikir. Banyak pengelompokan
yang dilakukan oleh beberapa pemikir, namun pembagian yang dilakukan oleh
Mundiri (Logika, 1994), merupakan salah
satu pembagian yang cukup akurat dan sederhana. Mundiri membagi jenis-jenis
kekeliruan itu dalam 3 kelompok besar. Ketiga kelompok besar ini memerlukan
uraian tersendiri untuk dapat kita ketahui bagian-bagiannya.
A. Kekeliruan Formal
à Argumentasi yang salah dari segi bentuk atau
strukturnya.
- Fallacy of Four Terms à kekeliruan berfikir karena menggunakan empat term dalam silogisme. Ini terjadi karena term penengah diartikan ganda, sedangkan dalam patokan diharuskan hanya 3 term.
- Fallacy of Undistributed Middle àkekeliruan berpikir karena tidak mencakup satupun dari kedua term penengah.
- Fallacy of Illicit Process à kekeliruan berfikir karena mencakup term premis tetapi mencakup konlusi.
- Fallacy of Two Negative Premises àkekeliruan karena mengambil kesimpulan dari dua premis negative.
- Fallacy of Affirming the Consequent à kekeliruan berfikir dalam silogisme hipoteka karena membenarkan akibat kemudian membenarkan pula akibatnya.
Contoh falasi
formal:
P1 : semua mamalia berdarah panas.
P2 : burung adalah sejenis binatang yang
berdarah panas.
K : burung adalah mamalia
B. Kekeliruan Informal
à Kelemahan dalam suatu argumentasi
yang tidak bergantung kepada struktur.
- Fallacy of Hasty Generalization à kekeliruan berpikir karena tergesa-gesa membuat generalisasi, yaitu mengambil kesimpulan umum dari kasus individual yang terlampau sedikit, sehingga kesimpulan yang ditarik melampaui batas lingkungannya.
- Fallacy of Forced Hypothesis à kekeliruan berpikir karena menetapkan kebenaran sebagai suatu dugaan.
- Fallacy of Begging the Question à kekeliruan berpikir karena mengambil konklusi dari premis yang sebenarnya harus dibuktikan dahulu kebenarannya.
- Fallacy of Circular Argument à menarik konklusi dari suatu premis kemudian konklusi tersebut dijadikan premis sedangkan premis semula dijadikan konklusi pada argument berikutnya.
C. Kekeliruan karena
Penggunaan Bahasa
- Fallacy of Compotition à kekeliruan berpikir karena menetapkan sifat yang ada pada bagian untuk menyifati keseluruhannya
- Fallacy of Division à kekeliruan berfikir karena menetapkan sifat yang ada pada keseluruhannya, maka demikian juga setiap bagiannya
- Fallacy of Accent à kekeliruan berpikir karena kekeliruan memberikan tekanan dalam pengucapan
- Fallacy of Amphiboly à kekeliruan berpikir karena menggunakan susunan kalimat yang dapat ditafsirkan berbeda-beda
- Fallacy of Equivocation à kekeliruan berpikir karena menggunakan kata yang sama dengan arti lebih dari satu.
Sumber:
http://www.muslimsays.com/2012/04/kekeliruan-berfikir-dalam-logika.htmlHoe, L. C. (1997). Teknik-teknik Penaakulan. Pulau Pinang: Universiti Sains Malaysia.